Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

HASIL PENGAMATAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK





A.    LATAR BELAKANG

 

Dewasa ini perilaku menyimpang anak usia dini semakin meluas mulai dari ditemukannya anak usia dini yang merokok hingga anak usia dini yang mulai melakukan tindak kekerasan.Kenakalan remaja juga begitu meluas mulai dari kasus narkoba hingga pergaulan bebas.Permasalahan ini menjadi pekerjaan baru bagi Indonesia untuk diselesaikan.Para ahli menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah ini diantaranya adalah pengaruh pergaulan/lingkungan ,media komunikasi(televisi,hp,internet) ,dan keluarga.Pada umumnya orang tua menganggap permasalahan ini muncul sebagai akibat dari pergaulan yang salah dan ketidaksiapan anak menerima kemajuan teknologi.Alasan ini bisa dipakai untuk usia remaja namun bagi anak usia dini yang cenderung dalam pengawasan keluarga dan waktunyapun kebanyakan bersama orang tuanya menjadikan pertanyaan bagi pengamat. Hal ini menjadi pendorong bagi pengamat untuk mengamati pola asuh keluarga kepada anak usia dini.

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak (Kartono, 1992).

 

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari.

 

Orang tua adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak. Dimana hal ini akan menjadi dasar perkembangan anak berikutnya. Karenanya dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak tumbuh berkembang optimal. Citra diri senantiasa terkait dengan proses tumbuh kembang anak berdasarkan pola asuh dalam membesarkannya (Daryati R,2009).

 

Pengamat mengamati sebuah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari nenek,ayah,ibu,kakak,dan adik(anak usia dini).Nenek bernama ibu Sartumi,ayah bernama pak Surato ,ibu bernma bu Dati,kakak laki-laki brnma Andi,dan anak bungsu bernama Linda(anak usia dini).Keluarga dari nenek(bu Sartumi) merupakan keluarga besar yang cukup terpandang di lingkungan sekitar dan cukup dihormati.Kebanyakan anak dari ibu Sartumi sukses baik di perantauan maupun yang di desa begitu pula dengan cucu-cucunya.Mereka masih memberi kiriman untuk kebutuhan ibu Sartumi meskipun ibu Dati juga mampu merawat ibu Srtm.

 

Ayah berprofesi sebagai  wiraswasta yang memiliki truk untuk angkut barang dan mobil carry untuk angkut penumpang,serta sedang memulai bisnis jual beli mobil bekas. Ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi kedua anaknya yang masih SMP dan masih anak usia dini. Anak hidup dalam keluarga yang berkecukupan dari segi ekonomi. Orang tua bisa memenuhi kebutuhan anak baik sandang ,pangan,dan papan. Pemenuhan kebutuhan pada anak terlihat dari pemenuhan keinginan anak seperti mainan,makanan,dan pakaian. Anak selalu memesan untuk dibelikan sesuatu ketika ayahnya pulang dari bekerja dan meminta uang hijau (dua puluh ribu) untuk dimasukan dalam celengannya,ayah pun memberinya sehingga menjadi kebiasaan. Neneknya memiliki warung kecil untuk kesibukan sehingga sering membelikan sesuatu untuk anak. Ibu selaku ibu rumah tangga juga menuruti keinginan anak sehingga anak terbiasa membuang makanan. Kebiasaan ini sering membuat nenek jengkel dan menasehati anak.

 

Keluarga ini tinggal di sebuah desa di Wonogiri. Keluarga bapak Surato tinggal di rumah mertua bapak Surato karena istrinya merupakan anak bungsu yang diberi kepercayaan menemani ibunya. Rumah terletak di pinggir jalan namun bukan jalan raya hanya jalan desa sehingga suasana tidak begitu ramai. Rumah tersebut sangat luas berbentuk joglo seperti rumah jawa kuno namun telah mendapat sentuhan modern. Halaman rumah cukup luas dan masih memiliki pekarangan kosong yang ditanami pohon-pohon. Lingkungan sekitar masih begitu asri dan sejuk. Di samping kanan kiri rumah terdapat garasi untuk menyimpan kendaraan dan memperbaiki serta untuk mencuci kendaraan. Bapak Surato mencuci,memperbaiki,serta menyetir sendiri kecuali jika pergi ke kota. Kebanyakan dari tetangga lulusan SMP namun beberapa sudah lulus kuliah. Pak Surato dan bu Surato sama-sama lulusan SMA. Di  wilayah tersebut kebanyakan berprofesi sebagai petani dan buruh sehingga anak-anak di sana terbiasa ikut orang tua ke sawah atau ladang. Lingkungan desa sebagian memiliki hewan ternak,sehingga kesibukan mereka ketika musim kemarau mencari makan untuk hewan ternak dan mencari kayu bakar ke gunung. Lingkungan rumah yang masih asri dan luas membuat anak bisa leluasa bermain dan bagus untuk perkembangan anak.

 

Di dalam rumah fasilitas cukup lengkap ada kulkas,televisi,PS,DVD,dan peralatan rumah tangga lain yang tertata rapi. Rumah terdiri dari 6 kamar dan tersedia untuk kamar untuk tamu,terdapat ruang tamu,ruang makan,ruang belajar anak yang SMP jadi satu dengan kamar,dapur kotor,dapur bersih,1 kamar mandi dalam,dan 2 kamar mandi luar. Sehingga kebutuhan anak di rumah cukup terpenuhi.

 

Setiap hari waktu ibu Srt di rumah mengurusi anak bungsunya. Bahkan pekerjaan rumah tangga di lakukan oleh nenek demi menjaga anak bungsunya dan membayar orang untuk melakukan pekerjaan rumah. Anak tersebut memiliki penyakit bronkitis sehingga harus obat jalan. Anak akan batuk ketika melakukan kegiatan fisik yang melelahkan ,makan-makanan berminyak, dan kedinginan. Hal tersebut membuat bu Srt lebih memperhatikan anak bungsunya. Ini membuat ibu sedikit memanjakan anak dibandingkan dengan kakaknya.

.

Awalnya anak sudah masuk dalam PAUD namun tidak dilanjutkan dengan alasan agar anak selesai obat jalannya dulu. Anak menghabiskan waktu bermain sendiri dengan di dampingi sang ibu setiap harinya jika main pun pasti bersama ibunya.

 

B.     Interaksi Orang Tua dengan  Anak

 

Anak memiliki keluarga yang utuh yang setiap  hari saling bertatap muka. Setiap hari anak diasuh oleh ibunya sendiri karena ibunya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu Surato selalu mendampingi anaknya dalam bermain dan semua aktivitasnya. Ibu Surato juga mengawasi semua tingkah laku anaknya jangan sampai anak memakan makanan yang bisa menimbulkan batuk dan melakukan kegiatan yang melelahkan atau membahayakan,seperti anak tidak boleh memanjat tiang atau barang yang terlalu tinggi karena khawatir nanti akan jatuh. Selain ibunya anak juga memiliki nenek yang selalu di rumah menemaninya. Tidak jarang ibu  dan neneknya mengikuti atau ikut terlibat dalam permainan anak,seperti ketika bermain penjual dan pembeli ibu dan nenek ikut terlibat  jadi pembeli sementara anak sebagai penjual.

 

Nenek dan ibunya akan tetap berada di samping anak ketika anak ingin bermain sendiri tanpa melibatkan orang tua. Anak akan menjerit ketika bermain sendiri tanpa orang dewasa di dekatnya. Hal ini karena anak sering menanyakan dan meminta persetujuan kepada ibunya ketika memperlakukan mainan dan menanyakan letak mainannya. Orang tua merespon pertanyaan anak dengan baik. Anak akan diberi pujian ketika idenya baik dan sebaliknya ketika idenya kurang bagus ibu menasehati dan mencontohkan bagaimana yang benar.

 

Di saat anak memiliki mainan baru ibu memberikan contoh cara memainkannya sebelum anak mencoba sendiri. Ini membuat anak mengambil paksa mainannya tersebut sambil berkata bisa dan berteriak. Ibu langsung diam dan membiarkan anak mengambil mainannya serta mencoba sendiri cara memainkan mainan tersebut. Anak akan terus mencoba sampai dia puas dan jika bingung anak akhirnya bertanya caranya kepada ibunya. Ibu Surato membantunya sambil berkata, “tadi diajari tidak mau?”. Anak terdiam sambil memperhatikan contoh yang diajarkan oleh ibunya. Anak akan langsung mencobanya sendiri ketika merasa sudah mengerti. Lalu anak akan meminta persetujuan  apa caranya sudah benar. Ibu menjawabnya jika anak masih belum bisa ibu mau mengulang memberi contoh sampai anak bisa. Ketika anak berhasil memainkan dengan benar anak akan senang sehingga mengulang-ulang memainkan mainan tersebut. Ketika ibunya memuji anak akan menceritakan cara memainkannya sambil mempraktekan cara membuatnya. Anak akan menunjukan pada neneknya caranya memainkan mainannya. Nenek akan menanggapi dengan nada seolah belum tau caranya,”o.....begitu nenek baru tahu!”. Hal ini membuat anak semakin bersemangat menjelaskannya.

 

Ayah pulang bekerja pada siang hari untuk makan siang,biasanya menyapa anak dengan bertanya sedang apa. Hal ini membuat anak mendekat pada ayahnya yang sedang istirahat sambil bercerita tentang yang dilaluinya sewaktu ayahnya bekerja. Ayah menanggapi cerita anak dengan bertanya seolah penasaran “apa iya?” kadang nadanya seperti cuek jika sedang terlalu capek namun dipaksa menanggapi. Ini bertujuan untuk merangsang anak terus bercerita sehingga ayah tetap mendengarkan. Anak akan protes jika merasa tidak diperhatikan.  Anak akan menanggapi pertanyaan ayah dengan nada seolah ingin meyakinkan ayahnya jika yang anak katakan benar. Ketika ada permintaan mengangkut barang ayah kembali pergi sebelum pergi menyempatkan untuk  berpamitan pada anak dan berpesan jangan nakal. Anak mengiakan dan balik berpesan hati-hati serta minta oleh-oleh. Semua tindakan ayah ini untuk membelajarkan anak agar menghargai pendapat orang lain dan sikap sopan terhadap orang tua.

 

Anak kembali menghabiskan waktu bersama ibunya sambil menunggu kakaknya pulang dari sekolah. Anak akan mengikuti kemana kakaknya pergi setelah pulang sekolah sebelum dia bercerita pada kakaknya. Kakaknya pun akan menanggapi dan mendengarkan cerita adiknya.

 

Untuk mengajarkan anak mengenai nilai kejujuran ayah ketika pulang kerja membawa oleh-oleh pesanaan anak sesuai janjinya. Sehingga anak selalu menantikan kehadiran ayahnya dengan harapan ayah akan menepati janji. Ayah akan memberi alasan yang tepat ketika tidak bisa menepati janji. Sikap orang tua ini membuat anak akan percaya terhadap orang tua dan memberi ccontoh bagi anak untuk jujur.

 

Bapak Surato sekeluarga menjaga kebersamaan dengan menyaksikan acara televisi bersama pada malam hari sesudah mereka makan malam. Anak selalu ingin tahu mengenai acara yang disaksikan sehingga sering bertanya,orang tua menanggapi pertanyaan-pertanyaan anak dengan menjawabnya terus. Anak akan semakin banyak bertanya sehingga orang tua akan merasa jengkel dan berkata nanti ketika iklan baru bertanya. Mengalihkan pertanyaan anak membuat anak lupa dengan pertanyaannya dan berganti mengomentari mengenai iklannya.

 

Anak akan terdiam dan memperhatikan acara televisi ketika anak merasa acaranya menarik. Orang tua akan memberi tahu mengenai tokoh baik dan tokoh yang buruk dalam cerita. Pengetahuan yang diberikan orang tua memancing rasa ingin tahu anak tentang alasan disebut tokoh baik dan buruk. Orang tua akan menjelaskan sehingga anak akan memilah menjadi tokoh yang baik. Orang tua akan balik bertanya  kepada anak mengenai alasan anak memilih tokoh baik sehingga anak akan bercerita dan paham mengenai kebaikan. Anak akan menceritakan tokoh baik dan tokoh jahat dalam tayangan pada hari lain. Anak berbalik menjelaskan cerita dalam televisi kepada kakaknya dan menjelaskan mana tokoh baik dan tokoh jahat dalam cerita. Orang tua memuji anak dengan sebutan pintar sehingga anak merasa senang.

 

Ibu akan bercerita untuk menidurkan anak setelah menyaksikan televisi. Cerita yang didongengkan ibu selalu sama sehingga anak hafal jalan ceritanya. Namun anak tidak pernah merasa bosan dengan cerita ibunya. Anak bisa menebak kelanjutan ceritanya. Anak akan tertidur sebelum cerita usai. Ibu mendongengkan anak sebelum tidur dengan cerita yang sama melatih anak untuk belajar mengingat.

 

Anak memiliki penyakit bronkitis namun pertumbuhan anak tidak terganggu anak terlihat sehat meski kadang batuk-batuk. Satu bulan sekali anak dibawa ke dokter anak untuk  diperiksa. Semua anggota keluarga selalu mengingatkan anak untuk minum obat dari dokter. Awalnya anak sulit untuk minum obat tetapi keluarga memberi tahu tujuan minum obat agar batuknya capat sembuh dan tidak perlu ke dokter lagi. Ketika anak mulai batuk orang tua berkata “makanya minum obat ya ,dik?” begitu juga ketika anak memakan makanan yang menimbulkan batuk dan melakukan aktifitas yang melelahkan,orang tua akan melarang dengan alasan nanti batuk lagi. Anak juga meminta masuk PAUD lagi. Anak pernah protes dengan berkata ,”ibu apa-apa tidak boleh?”.  Ibu akan menjawab bahwa jika sudah sembuh dan tidak perlu ke dokter lagi boleh dan bisa masuk lagi. Ini membuat anak mengerti bahwa harus selalu minum obat dengan teratur. Sehingga anak tidak lupa untuk minum obat dan mengingatkan orang tuanya jika lupa tidak meminta anak minum obat.

 

Perkembangan bahasa anak baik didukung dengan kesempatan yang diberikan keluarga untuk berbicara dan interaksi yang baik antar anggota keluarga. Anak akan berbicara tanpa ditanya pada orang yang sudah dikenal akrab. Sebenarnya anak mengasikkan jika bermain. Namun anak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan orang dewasa dan bermain pun jika ada anak yang main ke rumahnya sehingga sosialisasi anak kurang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.     Analisis

 

1.      Respon orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak

 

Didukung dengan kondisi ekonomi orang tua yang termasuk berkecukupan keluarga ini mampu memenuhi kebutuhan anak baik dalam hal ekonomi. Orang tua membelikan makanan berkecukupan sesuai selera anak,membelikan mainan,memberi anak uang untuk ditabung,membelikan oleh-oleh sepulang kerja,orang tua juga mengabulkan permintaan anak ketika ingin membeli sesuatu seperti yang dimiliki temannya. Hal ini membuat anak merasa tidak kekurangan dan bisa meminta apa yang dia mau tanpa takut dimarahi. Orang tua memberi alasan yang masuk akal jika belum bisa memenuhi keinginan anak segera dan berjanji akan memenuhinya suatu saat ketika bisa,contoh:anak minta dibelikan  baju orang tua belum bisa memenuhi sehingga berjanji akan membelikannya ketika ayah pulang dari kirim barang ke Jepara. Anak akan menagih janji ketika ayahnya pulang dari Jepara sehingga ayah harus menginat janjinya dan menepatinya. Ayah menepati janjinya sehingga anak percaya pada ayahnya.

 

Dari segi kasih sayang dari keluarga terutama orang tua anak memilikinya. Pekerjaan ibu yang khusus sebagai ibu rumah tangga di rumah membuat anak selalu mendapat perhatian. Ayah yang bekerja sebagai wiraswasta memiliki kesempatan untuk tiap hari bertemu dengan anak. Adanya nenek yang serumah dengan anak juga menambah kehangatan untuk anak. Begitu juga dengan adanya kakak yang terkadang menemaninya bermain. Posisi ibu sebagai ibu rumah tangga membuat ibu menjadi sosok yang dekat dengan anaknya dan melihat setiap tahap perkembangan anak. Orang tua merespon anak dengan baik.

 

Respon orang tua dalam mendorong komunikasi lisan pada anak membuat anak berani berbicara dengan keluarganya tanpa takut salah. Orang tua memperhatikan,mendengarkan,dan menanggapi cerita anak. Meskipun dalam kondisi lelah orang tua tetap berusaha memperhatikan. Anak akan protes kepada orang tua ketika merasa tidak didengarkan ceritanya sehingga orang tua memberi pengertian bahwa sebenarnya mendengarkan namun tadi disambil bekerja sehingga terlihat tidak mendengarkan. Anak akan terus bercerita ketika ditanggapi dan menjawab pertanyaan orang tuanya. Sapaan yang diberikan ayah waktu pulang kerja dengan menayakan pada anak apa yang sedang dilakukannya membuat anak bercerita tentang yang dilakukannya ketika ayah bekerja jika menurutnya menarik. Orang tua menanyakan pada anak mengenai caranya memainkan permainan,mana tokoh baik dan buruk dalam televisi serta alasan anak melakukan sesuatu selain meningkatkan kemampuan bahasa anak juga mengasah kemampuan berfikir anak.

 

Orang tua menghargai cara berpikir anak ketika anak menyampaikan argumennya maupun idenya. Penghargaan terhadap ide dan argumen anak akan membuat anak lebih kreatif. Sebagai contoh ketika orang tua membelikan mainan baru untuk anak secara nalar orang tua akan mengajari anak untuk memainkannya terlebih dahulu namun ketika anak merasa sudah mampu tanpa diajari sehingga karena keingintahuannya anak ingin mencoba sendiri orang tua hendaknya memberi kesempatan. Kesempatan tersebut akan memunculkan ide-ide dari anak. Meskipun ide anak salah sebagai orang tua hendaknya jangan memarahi apalagi menyalahkan anak. Anak akan meminta bantuan ketika merasa sudah tidak mampu. Ini adalah saat bagi orang tua membantu anak dengan sabar menjelaskan bagaimana cara memainkan dan beri kesempatan anak ketika merasa sudah bisa. Anak akan lebih puas ketika diberi kesempatan mencoba sendiri dan anak akan belajar dari kesalahan. Sesungguhnya belajar dari kesalahan akan membuat anak menemukan cara memperlakukan mainannya dengan tepat dan alasan cara sebelumnya gagal. Hal ini telah dilakukan oleh ibu Srt pada anaknya. Bapak Srt membiarkan anak kesempatan memeriksa dompetnya ketika anak ingin meminta uang 20.000 dan ayah mengatakan tidak punya. Kesempatan ini diberikan agar anak percaya dan membudayakan sikap terbuka.

 

Pada umumnya anak akan merasa senang ketika diberi hadiah meskipun hanya berupa pujian. Pujian yang diberikan orang tua membuat anak mampu membedakan mana perilaku anak yang benar dan yang salah. Orang tua yang tidak pernah memberikan pujian pada anaknya cenderung akan menyalahkan anaknya. Sikap ini akan membuat anak merasa serba salah dihadapan orang tua. Dalam keluarga bapak Surato ini sudah menyadari akan pentingnya pujian bagi anak. Hal ini terlihat dari ibu yang memuji anak ketika anak mengingatkan ibunya untuk meminumkan obat pada anak,ibu dan nenek yang memuji anak ketika anak berhasil memainkan mainan barunya dengan benar. Pujian akan menjadikan semangat bagi anak untuk terus kreatif dan melakukan hal yang baik menurut orang tuanya.

 

Ibu memiliki perasaan yang peka terhadap anak sehingga ibu akan mengetahui ketika anaknya senang maupun sedih melalui sikap anak. Sikap tanggap pada emosi anak akan membuat anak merasa dimengerti dan tidak sendiri. Sikap bu Surato yang menanyakan pada anak ketika anak terlihat murung membuat anak terbuka padanya. Anak murung ketika melihat teman seusianya pergi untuk masuk sekolah. Setelah mendengar alasan anaknya ibu Surato menyemangati anaknya dengan lembut sambil berkata,”nanti kalau sudah sembuh bisa sekolah lagi.” Ibu Surato memberi pengertian bahwa ke dokternya tinggal 2 kali sehingga tahun depan sudah bisa sekolah. Anak akan kembali senang setelah mendengar pengertian dari ibu dan anak belajar sendiri di rumah bersama ibunya.

 

Ibu Surato tidak memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu secara terpaksa. Anak masih sering diladeni oleh ibunya untuk minta minum,makan,atau membereskan mainan. Hal ini karena anak sering sakit sehingga orang tua terbiasa meladeni anak karena takut anak akan kecapean sehingga sakit. Ketakutan orangtua ini membatasi kemandirian anak sehingga anak sangat tergantung pada orang tuanya dan anak menjadi sedikit manja.

 

Anak yang selalu dekat dengan orang tua membuat orang tua mudah untuk memberikan arahan pada anaknya. Kegiatan yang dilakukan anak selalu didampingi orang tua terutama bu Surato sehingga sebagai ibu beliau bisa langsung mengarahkan anak ketika anak melakukan kesalahan. Sebagai contoh ibu mengarahkan anak ketika anak memanjat tiang rumah dengan memberi alasan agar anak bisa memahami. Menurut ibu Surato anak perempuan hendaknya bertindak sopan tidak bermain dengan memenjat seperti anak laki-laki dan dikawatirkan jika nanti terjatuh ataupun kecapekan sehingga batuknya kambuh.agar anak tidak mengulang untuk memenjat saat anak berhenti memanjat ibu mengacungkan jempol sebagai tanda pujian.

 

Orang tua tidak hanya mengarahkan anak ketika menurut orang tua kegiatan atau tindakan yang dilakukan anak salah. Namun,ketika anak melakukan sesuatu yang menyenangkan orang tua maka orang tua memuji tindakan anak sambil mengacungkan jempol atau tersenyum dan memberi tahu anak mengapa tindakannya tadi dikatakan benar. Seperti ketika anak mengembalikan obatnya dalam wada orang tu mengatakan bagus dan nanti biar mudah mencarinya saat akan meminum obat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.      Tuntutan orang tua terhadap anak

 

Setiap orang tua menginginkan anaknya sehat dan terbebas dari bahaya. Ini juga berlaku bagi bapak dan ibu Surato pada anaknya sehingga mereka sering melarang anak ketika anak membahayakan dirinya maupun kesehatannya. Seperti anak dilarang memanjat tiang rumah karena kawatir jatuh,dilarang berlari-lari karena nanti akan menyebabkan anak terganggu pernafasannya dan batuk,anak juga dilarang mengkonsumsi makanan dan minuman yangbisa menyebabkan batuk. Larangan tersebut merupakan wujud kasih sayang orang tua. Namun ketika anak meminta penjelasan mengenai alasan orang tua memberi tahu alasannya.

 

Keluarga bapak Surato ketat dalam mengawasi anak bungsunya yang masih berumur 4,5 tahun ini. Kemana pun anak pergi selalu bersama orang tua. Bahkan anak lebih sering menghabiskan waktu bermain bersama ibunya di rumah daripada bermain dengan teman sebayanya. Anak ketika ingin bermain di rumah temannya meskipun dekat tidak mau ditinggal harus ditemani ibunya. Ibu Surato juga merasa tidak tega ketika meninggalkan anaknya sendiri sehingga anak merasa tidak aman ketika tidak bersama orang tuanya dan anak sulit bersosialisasi dengan orang yang belum di kenalnya.

 

Dalam mengasuh anak ada saatnya anak membuat orang tua marah aau pun jengkel dengan perbuatan anak. Hal ini tidak menjadikan keluarga bapak Surato menerapkan hukuman fisik maupun membentak-bentak anak. Seperti ketika anaknya tidak menurut ketika disuruh berhenti berlari-larian mengelilingi rumah ibu Surato diam dan meninggalkan anaknya sehingga anaknya mencari dan ibu Surato menangis karena capek sehingga anak menanyakan alasn ibunya menangis. Ini membuat anak merasa bersalah sehingga berhenti berlari dan berjanji tidak mengulang lagi. Ibu Surato berkata agar anaknya menepati janjinya.

 

Dalam komunikasi lisan anak sering terlalu banyak bertanya. Hal ini terlihat ketika bapak Surato sekeluarga menyaksikan televisi anak selalu bertanya mengenai yang dilihatnya di televisi. Untuk beberapa pertanyaan orang tua masih sabar menjawabnya namun anak terus bertanya seakan tidak ada puasnya sehingga membuat orang tua kesal. Orang tua mengalihkan pertanyaan anak dengan meminta anak bertanya pada saat iklan saja. Meskipun anak menyetujui anak terkadang masih bertanya terus. Orang tua mendiamkan anak sampai anak merasa tidak diperhatikan dan terdiam karena ingat terhadap janjinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

D.    Perkembangan Anak Saat Ini

 

ó Perkembangan fisik motorik

 

Perkembangan fisik anak berkembang dengan baik. Anak sudah bisa berjalan,berlari,dan memanjat. Kondisi fisik anak sedikit terganggu karena bronkitis namun tinggal 2 kali lagi periksa ke dokter dinyatakan selesai karena sudah sembuh. Motorik halus dan kasar anak berkembang dengan baik. Anak bisa menggunting kertas sesuai pola meski kurang rapi,anak juga sudah padai menulis seperti yang dicontohkan,dan anak biasa mewarnai gambar.

 

ó Perkembangan bahasa

 

Anak diberi kebebasan dalam menyampaikan ide,argumentasi,maupun mengajukan pertanyaan membuat anak memiliki keberanian berbicara di dalam keluarga. Respon yang baik dari keluarga terutama orang tua ketika anak bercerita maupun berbicara apapun membuat anak semakin senang bercerita mengenai pengalamannya maupn tentang apa yang dilihatnya. Hal ini membuat anak menguasai banyak kata dan semakin lama semakin banyak. Anak mulai pandai merangkai kalimat yang terdiri dari beberapa kata. Anak juga telah mengerti mengenai kalimat yang mengandung hubungan sebab akibat seperti ketika anak berkat,”aku mau minum obat biar cepat sembuh”.

 

ó Perkembangan kognitif

 

Anak telah mampu berhitung 1-10 dan menulis angka 1-10. Anak juga telah mengenal huruf abjad kapital sehingga anak sudah mampu sedikit dalam membaca kata sederhana yang menggunakan huruf kapital seperti:BABI,MAMA,PAPA. Anak juga bisa menuliskan  beberapa huruf tanpa diberi contoh. Anak juga telah mampu dilatih mengenai oprasi bilangan (tambah dan kurang) dibawah 10 dengan bantuan jari mengerjakannya.

 

ó Perkembangan sosial

 

Anak terlalu sering menghabiskan waktu bermain sendiri atau bersama orang tua. Anak juga tidak lagi masuk PAUD,ssehingga jarang bermain dengan teman sebaya. Ketika anak bermain ke rumah temannya selalu didampingi ibunya. Meskipun anak pandai berceria dan diberi kebebasan berbicara dalam keluarga anak enggan untuk berbicara dengan orang yang belum dikenalnya. Hal ini karena anak jarang pergi atau bermain di luar rumah. Namun ketika anak sudah kenal anak akan asik diajak bermain maupun berbicara. Anak akan menyapa ketika bertemu dengan tetangga atau teman yang sudah akrab dengannya. Anak akan mengajak saudaranya bermain bersama ketika ke rumahnya dan pada saudara yang lebih kecil darinya anak selalu menawarkan mainannya untuk dimainkan.

 

 

 

ó  Perkembangan seni

 

Anak masih mengingat beberapa lagu sewaktu di PAUD seperti balonku ada5 dan topi saya bundar. Anak sering menyanyikannya di depan kaca sambil menari-nari dan berdandan. Anak juga sering menirukan lagu yang ada di televisi meski kadang lagu orang dewasa seperti:tomat (tobat maksiat). Ketika sinetron yang menakai lagu itu dimulai dengan nyanyian lagu tersebut anak ikut bernyanyi meski  sepotong-sepotong. Anak juga senang mendengar lagu anak-anak.

 

ó Perkembangan moral

Anak telah dibiasakan untuk berperilaku sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat. Orang tua mengajarkan norma pada anak dengan rutin sehingga menjadi kebiasaan dan orang tua juga menerapkan norma tersebut sehingga anak juga terbiasa melakukan. Norma yang diajarkan antara lain kejujuran, menghargai pendapat dan sopan santun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

E.     Kesimpulan

 

       Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan.

 

Baumrind berpendapat ada tiga pola asuh yang diterapkan dalam keluarga yaitu otoritatif,otoritarian dan permisif. Pengamat menyimpulkan pola asuh yang diterapkan pada keluarga bapak Surato cenderung mengarah pada pola asuh otoritatif. Orang tua dengan pola asuh otoritatif  bersikap responsif terhadap kebutuhan anak dan mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sikap orang tua tersebut akan memberikan efek rasa percaya diri anak terhadap kemampuannya dan mengembangkan rasa ingin tahu anak serta miningkatkan kreatifitas anak. Keingintahuan anak yang menimbulkan anak mengajukan banyak pertanyaan menjadi kesempatan bagi orang tua mengajak anak berdiskusi sederhana. Dengan berdiskusi memberikan ruang bagi orang tua untuk memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk bagi anak dan anak pun memahami sikap dan alasan orang tua terhadap mereka. Sehingga hal ini akan memberikan kepercayaan anak terhadap orang tua bahwa mereka mendukung sepenuhnya aktivitas mereka dan harapan akan menjadi anak yang baik.

Dalam membimbing anak hendaknya orang tua mementingkan pemahaman anak bukan sekedar kepatuhan. Sehingga anak merasa diarahkan secara rasional.

 

Pola asuh otoritatif mendorong komunikasi lisan anak. Orang tua memberi kesempatan anak menyampaikan argumen maupun idenya membuat anak merasa dihargai. Komunikasi anak dalam keluarga mempengarui perkembangan bahasa dan sosial. Anak akan meningkat perbendaharaan katanya ketika diberi kebebasan berbicara dan didengarkan. Komunikasi dalam keluarga mempengaruhi kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain.

 

Orang tua menghadapi anak hendaknya tidak menggunakan kekerasan atau hukuman fisik. Orang tua mengarahkan anak dengan penuh kasih sayang dan memberikan penjelasan mengenai alasan dari nasehat orang tua dengan bahasa yang bisa dimengerti anak. Sehingga anak paham bahwa nasehat orang tua demi kebaikannya. Anak usia dini belum mampu menangkap perintah yang beruntun dengan kalimat panjang. Anak akan menganggap orang tua cerewet dan bosan mendengar nasehat orang tua yang menggunakan kalimat panjang dan beruntun.

 

Meskipun orang tua bertugas membimbing anak hendaknya orang tua tidak menuntut anak untuk melakukan semua keinginan maupun harapan orang tua tanpa memberi kesempatan anak mengemukakan pendapat dan keinginan anak. Anak akan merasa tertekan dan terancam ketika orang tua mengarahkan anak secara kaku. Anak yang mendapatkan perlakuan tersebut akan memiliki perilaku yang kurang mandiri.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bentuk evaluasi pembelajaran di PAUD


1.      PEMETAAN TPP

a.       Kelompok TK A

Pekan
TPP
Indikator
Konsep
Kegiatan
1
SE 1
 
 
 
2
SE 2
 
 
 
3
SE 3
 
 
 
4
SE 4
 
 
 
5
SE 5
 
 
 
6
SE 6
1.      Berinisiatif menjawab pertanyaan
 
PERCAYA DIRI
 
2.      Tampil di depan kelas
 
KEPEMIMPINAN
 
3.      Mau menjadi pemimpin
 
KEPEMIMPINAN
 
4.      Berani bertanya, mengungkapkan pendapat dan keinginan
PERCAYA DIRI
 
5.      Mau menyelesaikan tugas sendiri.
ULET DAN MANDIRI
MENGGAMBAR BEBAS
7
SE 7
 
 
 
8
SE 8
 
 
 
9
SE 1
 
 
 
10
SE 2
 
 
 
11
SE 3
 
 
 
12
SE 4
 
 
 
13
SE 5
 
 
 
14
SE 6
 
 
 
15
SE 7
 
 
 
16
SE 8
 
 
 
17
SE 1
 
 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.      Kelompok TK B

Pekan
TPP
Indikator
Konsep
Kegiatan
1
SE 1
1.      Menerima Ide Teman
RENDAH HATI
Bermain Balok
2.      Tidak memilih-milih teman
 
TOLERANSI
3.      Menyumbang Ide
 
PERCAYA DIRI
4.      Saling Membantu
SETIA KAWAN
2
SE 2
 
 
 
3
SE 3
 
 
 
4
SE 4
 
 
 
5
SE 5
 
 
 
6
SE 6
 
 
 
7
SE 7
 
 
 
8
SE 8
 
 
 
9
SE 9
 
 
 
10
SE 1
 
 
 
11
SE 2
 
 
 
12
SE 3
 
 
 
13
SE 4
 
 
 
14
SE 5
 
 
 
15
SE 6
 
 
 
16
SE 7
 
 
 
17
SE 8
 
 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.      LEMBAR OBSERVASI PERILAKU ANAK

 

TIME SAMPLING

 

NAMA
AZIS
UMUR
5TAHUN
LOKASI
TK ABA GEDONGKIWO
HARI/TANGGAL
SABTU,29SEPTEMBER 2012
WAKTU
08.00-09.15
PENGAMAT
VIVI SUFIATI
FOKUS PENGAMATAN
AZIS MENGALAMI KESULITAN MENYELESAIKAN TUGAS.

 

KEJADIAN
PUKUL
CATATAN
Bercerita tentang perkembangbiakan binatang ayam.
08.15-08.40
Anak menjawab bahwa ayam itu beranak. Ketika dijelaskan guru anak cerita sendiri dengan teman sebangku telurnya besar dan anak saling mematuk-matuk dengan teman yang lain. ketika ada teman lain mencoba bercerita kembali, anak bermain gigit-gigitan dengan teman lain. ketika ditanya binatan yang halal selain ayam anak menjawab “bakso”
Menganyam bentuk sepatu
08.40-09.15
Anak meminta bagian kertas anyam lebih dari 1. Anak menganyam polanya masih salah seharusnya atas bawah, tapi anak atas atas baru bawah. Anak tidak sabar dalam menganyam, meminta petunjuk guru setelahdi beri petunjuk mencoba dapat sedikit kertasnya ditarik lagi karena tak sabar. Mencoba lagi terus ditarik lagi. Anak meminta bantuan orang tua temannya yang menunggu di dalam kelas, sementara dianyamkan orang tua tersebut anak asyik main gunting dengan temannya. Setelah sepatunya dapat dua anyaman dari orang tua teman anak menghapiri guru dan berkata tidak bisa. Ketika ditanya guru kenapa kertas ditarik lagi anak hanya senyum dan bilang minta diajari.

 

 

EVENT SMPLING

 

NAMA
FAIZ
UMUR
6 TAHUN
LOKASI
TK ABA GEDONGKIWO
HARI/TANGGAL
RABU, 3 OKTOBER 2012
WAKTU
07.50-08.40 WIB
PENGAMAT
VIVI SUFIATI
BIDANG
PENGEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL
KEJADIAN
JUMLAH SERING NAMPAR TEMANNYA

 

WAKTU
SEBAB KEJADIAN
PERILAKU
AKIBAT KEJADIAN
07.55
Bu guru menyapa kakak dari Deni yang masih menungguinya di kelas dengan sebutan mbk is. Kemudian Gading ikutan menyapa Faiz dengan sebutan “mbk is”
Faiz menampar Gading sambil bilang namaku Faiz.
Gading menghindari tamparan Faiz sehingga Faiz menghampiri ke samping tempat duduk Gading mencoba menampar lalu di pisah bu guru.
08.10
Bu guru bertanya kalau solat anak laki-laki pakai apa? Karena Faiz tidak memperhatikan buguru bertanya kalau solat pakai apa mas Faiz?fais menjawab rukuh dan ditertawakan temannya.
Faiz menarik kursi temannya lalu mencoba untuk menamparnya.
Temannya mengadu Faiz nakal kepada gurunya dan bu guru membenarkan posisi meja mereka agar tidak berdekatan.
08.23
Ketika pelajaran mewarnai tangan kanan Faiz mewarnai dengan pastel sedangkan tangan kirinya bermain-main menarik-narik tas Gading yang duduk di depannya.
Faiz menarik-narik tas Gading sehingga posisinya mau jatuh. Saat Gading marah Faiz mengangkat tangannya menakut-nakuti.
Gading merasa terganggu dan mengambil pastel Faiz sehingga Faiz meminta pastelnya dan janji tidak akan menarik-narik tas Gading.

 

 

 

ANECDOTAL RECORDS

 

NAMA ANAK
AZIZ
USIA
5 TH
LOKASI
TK ABA GEDONGKIWO
PENGAMAT
VIVI SUFIATI
BIDANG
MORAL AGAMA
TPP
Anak memahami pentingnya menjawab salam dan memakai kopyah(pakaian ibadah)

 

KEJADIAN
CATATAN
Bu guru membuka kegiatan belajar dengan mengucapkan salam ada anak yaitu Faiz yang menjawab salamnya dengan bercandaan dan berteriak Aziz melihat temannya yang kebetulan duduk di sebelahnya sambil menjawab salam dengan lembut setelah selesai Aziz mengingatkan temannya “walaikumsalame kenapa teriak-teriak” itu berdosa sama saja ngejek Alloh. Kemudian Faiz berkata biarin sambil mengambil kopyah yang dipakai Aziz lalu Aziz mengambilnya dan berkata mau baca iqro’ harus pakai kopyah biar dicintai Alloh. Aziz selalu memakai kopyah padahal dalam satu kelas tidak ada temannya yang memakai kopyah. Aziz juga mengingatkan Faiz ayo pakai kopyah.
Aziz mengingatkan Faiz untuk menjawab salam dengan benar supaya tidak mengejek Alloh dan memakai kopyah supaya disukai Alloh, Aziz juga tidak malu memakai kopyah meski tidak ada satupun anak yang memakai kopyah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RUNNING RECORD

 

NAMA
FAIS
UMUR
5TAHUN
LOKASI
TK ABA GEDONGKIWO
PENGAMAT
VIVI SUFIATI
TANGGAL/WAKTU
JUM’AT 19 NOVEMBER 2012, 07.30-10.00

 

TPP
HASIL PENGAMATAN
CATATAN
Kegiatan awal
Berbicara tidak berteriak-teriak (SE 8)
Faiz berbicara sendiri ketika buguru menerangkan berbicara sambil teriak-teriak itu tidak sopan. Faiz juga berhadapan dengan teman sebangkunya dan berteriak sambil bersamaan. Ketika ditegur bu guru “teriak itu tidak sopan, nanti tenggorokannya sakit”, dia menaruh kepala di atas meja sambil tutup telinga dan senyum-senyum.
Faiz tetap berbicara sambil berteriak meskipun sudah diberi tahu kalau itu tidak sopan.
Kegiatan inti 1
M embuat gambar dengan teknik colase, denngan memakai berbagai media (kertas, ampas kelapa, biji-bijian). (F 48)
Faiz memberikan tambahan mata pada gambar kupu-kupu di LKA. Saat menempel  Faiz mengambil lem untuk diletakkan di potongan kertas untuk kolase satu-satu tidak langsung di gambar. Tangan yang mengambil lem tidak hanya satu jari akibatnya potongan kertas nempel semua di jari Faiz. Dia  minta tolong temannya untuk mengambil potongan-potongan kertas yang ada di jari-jarrinya. Ketika untuk kedua kalinya dia meminta bantuan temannya, temannya menolak sehingga dia mengambil potongan kertas dengan digigit satu-satu. Karena terlalu banyak lem dan Faiz tidak melepas kertas colase yang terekat menumpuk, gambar Faiz jadi tidak rata ada yang tumpukan tertas tebel bergerombol ada yang Cuma selapis sehingga tidak rapi.
Faiz masih kurang terampil dalam menempel karena banyak kertas kolase yang menempel di jarinya waktu anak banyak tersita hanya untuk melepaskan potongan kertas kolase yang menempel pada jari.
Kegiatan inti 2
Meniru berbagai lambang huruf vokal dan konsonan (K 42)
Anak diminta memilih salah satu meniru tulisan di papan tulisan di papan tulis. Anak sudah memilih tapi ketika beda pilihannya dengan teman sebangkunya, anak ikut-ikutan menulis sama seperti temannya tersebut. Faiz menulis kupu-kupu yang lucu. Karena bu guru mengatakan kupu-kupu itu banyak kalau kupu cuma satu, Faiz menulis kupu-kupu yang lucu lucu. Kemudian disuruh temannya untuk menghapus, supaya sama dengan buguru Faiz menghapusnya. Ketika menulis dan satu baris tak cukup Fais tidak menulis dibaris bawahnya tapi di atasnya dan rata kanan bukan rata kiri.
Anak kurang percaya diri sehingga hanya ikut-ikutan teman. Anak belum paham kalau menulis setelah satu baris penuh harusnya menulis dibawahnya dan rata kiri.
Kegiatan inti 3
Memberi keterangan/ informasi tentang suatu hal (B 17)
Guru mengajak tanya jawab sebelum jadi kupu-kupu jadi apa dulu? Fais menjawab ulat. Setelah guru menjelaskan metamorfosis kupu-kupu, guru bertanya kupu-kupu makannya apa? Faiz menjawab “enthung”. Lalu bu guru kembali menjelaskan metamorfosis kupu-kupu, kalau kupu-kupu awalnya jadi enthung/ kepompong dulu.
Faiz kurang memahami informasi yang hanya sekali diberikan guru.
Kegiatan akhir:
Menyanyikan lagu tentang kupu-kupu
Fais tidak ikut bernyanyi awalnya lalu ikut bernyanyi tapi hanya akhir-akhir bait lagu saja dan pelan. Ketika diajari lagu baru bahasa inggris Faiz melihat gerak bibir temannya dan ikut-ikutan.
Faiz kurang hafal lagu yang dinyanyikan dan kesulitan menirukan kata dari bahasa asing.

 

FORMAT DESCRIPTION OF COGNITIVE TASK

EXPERIMENT  BIDANG SCIENCES

 

TGL: 27 OKTOBER 2012
NAMA PENGAMAT: VIVI SUFIATI
NAMA ANAK : ADIT
KEMAMPUAN
TUGAS
KINERJA
KEG. PEMBELAJARAN
Mengamati
Membedakan mana kendaraan di laut, di udara, dan di darat dari gambar.
Y
 
Membuat Perahu Kertas dan Menjalankannya Di Atas Air
 
Bahan : kertas lipat, air
Alat    : ember, pengaduk
 
Langkah kerja:
Pengamatan I
1.      Membuat perahu kertas dari kertas lipat.
2.      Meletakkan perahu kertas di atas air tenang, lalu mengaduk-aduk air.
3.      Mengamati perbedaan perahu saat air tenang dan air diobok-obok.
Pengamatan II
1.      Melubangi satu perahu, dan yang satu dibiarkan rapi tanpa lubang.
2.      Meletakkan keduanya diatas air dan menghitung bersama sampai ada perahu yang tenggelam.
Bincang-bincang tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan.
Mengidentifikasi
Membuat perahu kertas bersama dan menyebutkan nama bentuk dari kertas tersebut serta termasuk transportasi dimana?
Y
 
Menggambarkan keadaan
Membedakan keadaan perahu ketika air diobok-obok dengan ketika air tenang.
Y
 
Memilah
Membandingkan 2 perahu yang sama tetapi yang satu dilubangi bagian bawahnya dan yang satu rapi tanpa lubang.mana yang tenggelam.
Y
 
Merancang penyelidikan
Mencari hubungan perahu kertas dengan air.
Y
 
Mengumpulkan data
Menghitung bersama pada hitungan ke berapa perahu tenggelam.
 
 
T
Menafsirkan data
Mengenal hubungan sebab akibat
Y
 
Mempresentasikan
Menceritakan permainan yang dilakukan dan memperkirakan akibat.
Y
 
Menyimpulkan
Menerapkan pada situasi lain.
 
T
JUMLAH
7
2
Score 7/9 x 100 = 77,78

 

Keterangan :

Y : mampu

T : belum mampu

 

 

 

 

INSTRUMEN KONTRAK BELAJAR

PENGAMAT : VIVI SUFIATI

NIM : 10111241031

PG PAUD VA

 

Bidang
Perkembangan motorik kasar
Usia
5-6 tahun
Tpp
Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam.(MK 2)
Kegiatan
Menari tari kupu untuk pelepasan siswa PAUD HIDAYAH 1 JUNI 2012
Jadwal
Rabu
Sabtu
FOKUS
Latihan menggerakkan tangan untuk menari  tanpa musik (meniru guru).
(6 JUNI 2012)
Latihan menari dengan koordinasi tangan kepala tanpa musik (meniru guru). (9 JUNI 2012)
Latihan menari dengan gerakan lengkap (kaki-tangan-kepala) tapi masih patah-patah. (meniru guru).
(13 JUNI 2012)
 
Mulai menari dengan musik bersama guru.
(16 JUNI 2012)
Mulai menari dengan ekspresi dan tanpa guru.
(20 JUNI 2012)
Latihan menari dalam formasi tari bersama kelompok.
(23 JUNI 2012)
Menari dengan tambahan gerak atau formasi masuk panggung dan keluar panggung.
(27 JUNI2012)
Mulai latian menari lengkap dengan teman-teman dan guru sebagai penonton.(gladi resik).
(30 JUNI 2012)

 

 

 

 

 

 

 

 

3.      PEDOMAN WAWANCARA MENGUNGKAP PENGETAHUAN ANAK

FORMAT  WAWANCARA / PERCAKAPAN SPONTAN

PENGAMAT : VIVI SUFIATI

NIM : 10111241031

PG PAUD VA

 

NAMA ANAK
KIKI
PENGAMAT
VIVI SUFIATI
SUB-TEMA
AIR
KEGIATAN
TANYA JAWAB TENTANG AIR MINUM

 

BENTUK PERTANYAAN
MENYIMAK
MENGUNGKAPKAN
APA
Apa yang kamu minum?
Kiki memainkan dotnya, melepaskan dari mulut lalu ngedot lagi.
Mimik susu...
SIAPA
Siapa yang membuat minuman untukmu?
Menunjuk ke arah neneknya.
Simbah
KAPAN
Kapan air bisa diminum?
Meletakkan botol susu
Kalau mau bobok minum susu.
DIMANA
Dimana tempat mendapatkan air?
Kiki memainkan botol susu kosong dengan di kocok-kocok. Sambil lari ketempt cuci piring.
Dari bak.
PILIH MANA
Lebih suka minum air putih atau air yang manis?
Kiki melihat pengamat seperti sedang berfikir.
Apa ya tante?hemm Air putih dingin.
BAGAIMANA
Bagaimana agar air bisa diminum?
Kiki duduk mendengar pertanyaan.
Dimasak biar panas gek di kasih di kulkas biar dingin tante....
MENGAPA
Mengapa air minum bisa jadi manis?
Menirukan mengaduk gula dalam gelas.
Dikasih gula gek diaduk-aduk pake sendok gek diminum.


 

 

INSTRUMEN TES LISAN BERBENTUK RATING SCALE

 

Bidang
Pengembangan kognitif
Tema
Makanan
Sub tema
Macam-macam rasa makanan dan minuman
Usia
3-4 tahun
Kegiatan
Tanya jawab rasa makanan dan minuman.

 

No
Tingkat pencapaian perkembangan
Hal yang dinilai
Daftar pertanyaan
1.
Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya.(KA.2)
Tahu rasa makanan dan minuman yang disediakan.
Kalau permen itu rasanya gimana?
Kalau air garam rasanya gimana?
Kalau cabai itu rasanya gimana?
Tadi yang rasanya manis apa namanya?
Tadi yang rasanya asin apa ?
Tadi yang rasanya pedas apa namanya?
Kriteria penilaian
Score 0
Score 1
Score 2
Score 3
0 jawaban
1-2 jawaban
3-4 jawaban
5-6 jawaban

 



 

 

 

 

 

 

 

4.      RUN DOWN (JEJAK LANGKAH) DOKUMEN PORTFOLIOS PERKEMBANGAN ANAK

FORMAT KUMPULAN PERKEMBANGAN MONUMENTAL

Nama Anak : Elysa Dwi Nurfalinda
Usia : 4-5 tahun
Pengamat :  Vivi Sufiati
 
Tanggal : Oktober -November 2012
CHECKLIST BIDANG PENGEMBANGAN
Dokumentasi foto lihat Lampiran
 
Berfikir, berargumentasi, pemecahan masalah
 
Kompetensi sosial-emosional
 
Perkembangan Motorik Kasar
V
Perkembangan Motorik Halus
 
Bahasa dan Komunikasi
 
Perkembangan Membaca/menulis
V
Perkembangan Kreativitas
CHECKLIST KONTEKS PENGAMATAN
 
Inisiatif anak
 
Bekerja dengan bimbingan orang dewasa
V
Inisiatif guru
 
Bekerja dengan teman
V
Tugas baru untuk anak
 
Waktu yang digunakan (1-5 menit)
 
Tugas yang dikenal anak
 
Waktu yang digunakan (5-15 menit)
V
Bekerja mandiri
V
Waktu yang digunakan (>15 menit)
Catatan :
Tugas ini anak diminta untuk mlukis di media yang berbeda tampah sebagai media yang bertekstur tanpa diberi contoh terlebih dahulu melukis di atas tampah. Anak mampu mengembangkan motorik halus yang anak miliki dengan baik, perkembangan kreativitas anak sangat baik. Anak bisa melukis dengan media yang tidak biasa, yaitu pada media yang bertekstur (tampah). Guru sebelumnya hanya mengajarkan anak melukis di atas kertas tapi setelah ada perintah menggambar di atas tampah anak mampu.

 

Nama Anak : Elysa Dwi Nurfalinda
Usia : 4-5 tahun
Pengamat :  Vivi Sufiati
 
 
CHECKLIST BIDANG PENGEMBANGAN
 
 
Berfikir, berargumentasi, pemecahan masalah
 
Kompetensi sosial-emosional
 
Perkembangan Motorik Kasar
V
Perkembangan Motorik Halus
 
Bahasa dan Komunikasi
 
Perkembangan Membaca/menulis
V
Perkembangan Kreativitas
CHECKLIST KONTEKS PENGAMATAN
 
Inisiatif anak
 
Bekerja dengan bimbingan orang dewasa
V
Inisiatif guru
 
Bekerja dengan teman
V
Tugas baru untuk anak
 
Waktu yang digunakan (1-5 menit)
 
Tugas yang dikenal anak
 
Waktu yang digunakan (5-15 menit)
V
Bekerja mandiri
V
Waktu yang digunakan (>15 menit)

 

 

Nama Anak : Elysa Dwi Nurfalinda
Usia : 4-5 tahun
Pengamat :  Vivi Sufiati
 
Tanggal : Oktober  2012
CHECKLIST BIDANG PENGEMBANGAN
Gambar 1.1 melukis di kertas dengan pensil warna
 
Berfikir, berargumentasi, pemecahan masalah
 
Kompetensi sosial-emosional
 
Perkembangan Motorik Kasar
V
Perkembangan Motorik Halus
 
Bahasa dan Komunikasi
 
Perkembangan Membaca/menulis
V
Perkembangan Kreativitas
CHECKLIST KONTEKS PENGAMATAN
 
Inisiatif anak
 
Bekerja dengan bimbingan orang dewasa
V
Inisiatif guru
 
Bekerja dengan teman
 
Tugas baru untuk anak
 
Waktu yang digunakan (1-5 menit)
V
Tugas yang dikenal anak
 
Waktu yang digunakan (5-15 menit)
V
Bekerja mandiri
V
Waktu yang digunakan (>15 menit)
Nama Anak : Elysa Dwi Nurfalinda
Usia : 4-5 tahun
Pengamat :  Vivi Sufiati
 
Tanggal : Oktober 2012
CHECKLIST BIDANG PENGEMBANGAN
i
Gambar 1.2 melukis dengan cat air dan benang
 
Berfikir, berargumentasi, pemecahan masalah
 
Kompetensi sosial-emosional
 
Perkembangan Motorik Kasar
V
Perkembangan Motorik Halus
 
Bahasa dan Komunikasi
 
Perkembangan Membaca/menulis
V
Perkembangan Kreativitas
CHECKLIST KONTEKS PENGAMATAN
 
Inisiatif anak
 
Bekerja dengan bimbingan orang dewasa
V
Inisiatif guru
 
Bekerja dengan teman
V
Tugas baru untuk anak
 
Waktu yang digunakan (1-5 menit)
 
Tugas yang dikenal anak
V
Waktu yang digunakan (5-15 menit)
V
Bekerja mandiri
 
Waktu yang digunakan (>15 menit)

FORMAT KUMPULAN PERKEMBANGAN MONUMENTAL

 

Nama Anak : Elysa Dwi Nurfalinda
Usia : 4-5 tahun
Pengamat :  Vivi Sufiati
 
 
CHECKLIST BIDANG PENGEMBANGAN
Gambar 1.3 melukis di tampah dengan cat
 
Berfikir, berargumentasi, pemecahan masalah
 
Kompetensi sosial-emosional
 
Perkembangan Motorik Kasar
V
Perkembangan Motorik Halus
 
Bahasa dan Komunikasi
 
Perkembangan Membaca/menulis
V
Perkembangan Kreativitas
CHECKLIST KONTEKS PENGAMATAN
 
Inisiatif anak
 
Bekerja dengan bimbingan orang dewasa
V
Inisiatif guru
 
Bekerja dengan teman
V
Tugas baru untuk anak
 
Waktu yang digunakan (1-5 menit)
 
Tugas yang dikenal anak
 
Waktu yang digunakan (5-15 menit)
V
Bekerja mandiri
V
Waktu yang digunakan (>15 menit)
Catatan :
Tugas pertama anak menggambar di kertas dengan pensil warna anak telah mampu melakukannya karena sering dilakukan di rumah. Setelah itu ada peningkatan tugas untuk anak yaitu menggunakan cat air dan benang hasilnya anak terlalu kuat menarik benang sehingga kertasnya sobek. Untuk tugas ke tiga anak diminta untuk mlukis di media yang berbeda tampah sebagai media yang bertekstur tanpa diberi contoh terlebih dahulu melukis di atas tampah. Anak mampu mengembangkan motorik halus yang anak miliki dengan baik, perkembangan kreativitas anak sangat baik. Anak bisa melukis dengan media yang tidak biasa, yaitu pada media yang bertekstur (tampah). Guru sebelumnya hanya mengajarkan anak melukis di atas kertas tapi setelah ada perintah menggambar di atas tampah anak mampu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.      TEKNIK ANALISIS DATA KUALITATIF PERKEMBANGAN ANAK

 

FORMAT DEVELOPMENTAL CHECKLISTS

 

BIDANG
PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN
TEMA/SUB-TEMA
BINATANG BERSAYAP/KUPU-KUPU
TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI
MENGAMATI KEMAMPUAN UNJUK GERAK ANAK
HAL YANG DINILAI
MENIRUKAN GERAKAN TARI KUPU-KUPU
TPP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN
Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam (MK 2)
Latihan gerakan tangan
Latihan gerakan tangan kaki
Latihan gerakan tangan kaki dan kepala dengan ekspresi
Latihan tanpa musik
Latihan gerak tari dengan musik sesuai irama
 
Anak mampu menselaraskan gerakan koordinasi tangan kaki dan kepala dengan ekspresi  baik dengan musik maupun hanya dengan hitungan.
CHECKLISTS KEMAMPUAN ANAK
No
DAFTAR KEMAMPUAN ANAK
YA
TIDAK
1.
Anak mampu menggerakkan tangan sesuai gerakan yang dilakukan guru
V
 
2.
Anak mampu melakukan koordinasi tangan dan kaki sesuai gerakan yang dilakukan guru.
V
 
3.
Anak mampu melakukan koordinasi tangan kaki dan kepala dengan sesuai gerakan yang dilakukan guru
V
 
4.
Anak mampu melakukan gerakan tangan dengan selendang (sampur) disertai gerak kaki dan kepala dengan sesuai gerakan yang dilakukan guru.
V
 
5.
Anak mampu melakukan koordinasi tangan kaki dan kepala sesuai gerakan yang dilakukan guru dan hitungan yang tepat.
V
 
6.
Anak mampu melakukan gerakan tari sampai selesai dengan ekspresi dan musik.
V
 
7.
Anak mampu menirukan gerakan tari dalam 1 kelompok dengan hitungan.
V
 
8.
Anak mampu menirukan gerakan tari dalam 1 kelompok dengan musik.
 
V
ANALISIS DAN PENAFSIRAN DATA
BELUM
PROSES
BERHASIL
Jumlah Ya ada 2 atau kurang
Jumlah Ya ada 3-5
Jumlah Ya ada  6  atau lebih

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NUMERICAL RATING SCALES:

LEARNING ACTIVITIES PERKEMBANGAN BAHASA

 

Nama Anak
Elisa Dwi Nurfalinda
Nama Guru
Prabandari
Kelompok
B1 (5-6 tahun)
Tanggal
15/12/2012
Bidang
Perkembangan Bahasa
Tema/sub-tema
Binatang/makanan binatang di hutan
RENTANG PENILAIAN
1=jauh di bawah
2=di bawah
3=sesuai perkiraan
4=di atas
5=jauh di atas
BERILAH TANDA CENTANG PADA KOLOM YANG TERSEDIA
Penilaian
1
2
3
4
5
Catatan
Menerima Bahasa: memahami aturan dalam suatu permainan (TPP A3)
Anak ikut bermain tanpa tahu aturan main
 
 
 
 
V
 
Anak ikut bermain, tahu aturan main tapi tidak menaati aturan main
 
 
 
V
 
 
Anak ikut bermain, tahu bermain dan menaati aturan main
 
 
V
 
 
3
Mengungkapkan Bahasa: melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan (TPP B6)
Melanjutkan cerita hanya pada bagian yang disukai
 
 
 
V
 
 
Melanjutkan cerita hanya sebagian saja harus ditanya kelanjutan baru mau melanjutkan lagi sampai akhir.
 
 
V
 
 
3
Melanjutkan cerita dengan runtut sampai akhir
 
V
 
 
 
 
Keaksaraan: menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama (TPP C3)
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama.
 
 
 
V
 
 
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi awal yang sama
 
 
 
V
 
 
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf serta bunyi awal yang sama
 
 
V
 
 
3
 
RANGKUMAN PENILAIAN
Penilaian
Peninjauan Hari ini
Dibandingkan Peninjauan Hari Sebelumnya
Jauh di atas perkiraan
Sesuai Perkiraan
Jauh di bawah perkiraan
Meningkat
Sama
Menurun
Menerima Bahasa
 
V
 
 
 
 
Mengukapkan Bhs
 
V
 
 
 
 
Keaksaraan
 
V
 
 
 
 

 

Catatan : yang di blok adalah perkiraan guru untuk anak.

Kesimpulan : dalam penilaian menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan anak sesuai dengan perkiraan yang di buat guru.


 

GRAPHIC RATING SCALES:

LEARNING ACTIVITIES PERKEMBANGAN NILAI AGAMA & MORAL

 

Nama Anak
Rizky
Nama Guru
Nuryatun
Kelompok
A (4-5 tahun)
Tanggal
15/12/2012
Bidang
Perkembangan Nilai Agama-moral
Tema/sub-tema
Alam semesta/ mahluk hidup
GARIS KONTINUM PENILAIAN
TP=tidak pernah
JR=jarang
KD=kadang2
SR=sering
SL=selalu
BERILAH TANDA CENTANG PADA KOLOM YANG TERSEDIA
Penilaian
TP
JR
KD
SR
SL
Catatan
Nilai Agama & Moral: membiasakan diri berperilaku baik (TPP NAM5)
Berperilaku baik pada diri sendiri
 
 
 
 
V
5
Berperilaku baik pada guru
 
 
 
 
V
5
Berperilaku baik pada teman
 
 
 
V
 
4
Berperilaku baik pada saudara
 
 
V
 
 
3
Berperilaku baik pada ayah
 
 
 
 
V
5
Berperilaku baik pada ibu
 
 
 
 
V
5
Berperilaku baik pada orang yang lebih tua
 
 
 
 
V
5
Berperilaku baik pada tumbuhan
 
 
 
V
 
4
Berperilaku baik pada hewan
 
 
 
V
 
4
Skor                                                                                          40/45 x 100% = 88,8%
RANGKUMAN PENILAIAN
Penilaian
Peninjauan Hari ini
Dibandingkan Peninjauan Hari Sebelumnya
Selalu
Kadang2
Tidak Pernah
Meningkat
Sama
Menurun
Pembiasaan berperilaku baik
V
 
 
 
 
 

 

 

 

 

 

 

RUBRICS HOLISTIC SCALE

 BIDANG
PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN
TEMA/SUB-TEMA
Olahraga /bola untuk olah raga.
TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI
MENGAMATI KEMAMPUAN UNJUK KERJA ANAK
HAL YANG DINILAI
Menghitung benda dengan warna dan bentuk yang sama dan mencocokkan dengan lambang bilangannya.
TPP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
HOLISTICS SCALE
Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan (K.C2)
Disiapkan miniatur bola kaki, bola basket, dan bola kasti serta keranjang yang ditempeli gambar bola tersebut. Anak di minta mengelompokkan bola yang memiliki jenis dan warna yang sama untuk dimasukkan dalam kotak yang depannya bergambar bola tersebut. Setelah selesai mengklasifikasikan anak diminta menghitung bola dalam kotak. Terakhir anak mencocokkan jumlah bola dalam kotak dengan lambang bilangan yang tersedia. Lambang bilangan tersebut di tempel pada kotak.
Deskriptor
Warna
Jenis  
Mengklasifikasi 
Menghitung
Mencocokkan
KRITERIA PENILAIAN
0
1
2
3
4
Menguasai kurang dari 1 deskriptor
Menguasai 2 deskriptor
Menguasai 3 deskriptor
Menguasai 4 deskriptor
Menguasai lebih dari 5 deskriptor

 


 

RUBRICS ANALYTIC SCALE

BIDANG
PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN
TEMA/SUB-TEMA
TUMBUHAN/BERKEBUN
TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI
MENGAMATI KEMAMPUAN UNJUK KERJA ANAK
HAL YANG DINILAI
ANAK MAMPU BERKEBUN MERAWAT  TUMBUHAN AGAR SUBUR
TPP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ANALYTIC SCALE
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).(K.A4)
Anak berkebun dengan memberi pupuk pada tumbuhan di taman, menyirami, lalu bersama-sama menjabuti tanaman pengganggu serta meletakkan tanaman yang ada di pot ke taman yang cukup terkena sinar matahari.
1.   Mengenali penyebab tumbuhan dapat subur
2.   Menyelesaikan masalah: praktik langsung
3.   Hasil penyelesaian: bisa atau tidak bisa
Mengetahui penyebab tumbuhan bisa hidup subur
0
1
2
3
4
Tidak berusaha merawat tumbuhan
1.      Tumbuhan subur karena diberi pupuk.
 
1.      Tumbuhan subur karena diberi pupuk.
2.      Tumbuhan subur karena disiram air.
 
1.      Tumbuhan subur karena diberi pupuk.
2.      Tumbuhan subur karena disiram air.
3.      Tumbuhan subur karena tanaman pengganggunya dicabuti.
1.      Tumbuhan subur karena diberi pupuk.
2.      Tumbuhan subur karena disiram air.
3.      Tumbuhan subur karena tanaman pengganggunya dicabuti.
4.      Tumbuhan subur karena cukup matahari.
Menyelesaikan Masalah dengan praktik langsung
0
1
2
3
4
Tidak praktik langsung berkebun
o Tidak memberi pupuk.
o Tidak menyiram tanaman
o Tidak mencabuti rumput
o Memindahkan tanaman ke tempat yang terkena sinar matahari.
o memberi pupuk.
o Tidak menyiram tanaman
o Tidak mencabuti rumput
o Memindahkan tanaman ke tempat yang terkena sinar matahari.
o memberi pupuk.
o menyiram tanaman
o Tidak mencabuti rumput
o Memindahkan tanaman ke tempat yang terkena sinar matahari.
o memberi pupuk.
o menyiram tanaman
o mencabuti rumput.
o Memindahkan tanaman ke tempat yang terkena sinar matahari.
Hasil Penyelesaian berkebun
0
1
2
Anak tidak menguasai prosedur cara berkebun agar tanamannya subur.
Anak menguasai sebagian prosedur cara berkebun agar tanamannya subur.
Anak menguasai semua prosedur cara berkebun agar tanamannya subur.

 


 

RUBRICS DEVELOPMENTAL SCALE

BIDANG
PENGEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN
TEMA/SUB-TEMA
BINATANG/BINATANG DI DARAT
TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI
MENGAMATI KEMAMPUAN UNJUK KERJA ANAK
HAL YANG DINILAI
HURUF DAN BUNYI YANG DAPAT DIKLASIFIKASIKAN OLEH ANAK
TPP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
DEVELOPMENTAL SCALE
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama (BHS.C3)
Guru menunjukkan gambar binatang di darat Babi, Badak, Beruang, Kerbau, Kera, Kambing kemudian anak menyebutkan nama dari masing-masing gambar tersebut.
Tahap 1: menyebutkan binatang yang memiliki huruf awal yang sama*
Tahap 2: menyebutkan binatang yang memiliki bunyi awal yang sama.*
Tahap 3: Menyebutkan binatang yang memiliki huruf dan bunyi awal yang sama.
Tahap 4: Menyebutkan binatang yang punya huruf awal sama tapi bunyi awalnya berbeda.
KRITERIA PENILAIAN
0
1
2
3
4
Tidak menyebutkan bunyi atau huruf awal yang sama.
Mengklasifikasi huruf/bunyi tahap 1 saja
Mengklasifikasi huruf/bunyi tahap 1-2
Mengklasifikasi huruf/bunyi tahap 1-3
Mengklasifikasi huruf/bunyi tahap 1-4

Catatan : tanda * = tahap yang mampu dilakukan anak

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS