A. LATAR
BELAKANG
Dewasa ini perilaku
menyimpang anak usia dini semakin meluas mulai dari ditemukannya anak usia dini
yang merokok hingga anak usia dini yang mulai melakukan tindak
kekerasan.Kenakalan remaja juga begitu meluas mulai dari kasus narkoba hingga
pergaulan bebas.Permasalahan ini menjadi pekerjaan baru bagi Indonesia untuk
diselesaikan.Para ahli menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah ini
diantaranya adalah pengaruh pergaulan/lingkungan ,media
komunikasi(televisi,hp,internet) ,dan keluarga.Pada umumnya orang tua
menganggap permasalahan ini muncul sebagai akibat dari pergaulan yang salah dan
ketidaksiapan anak menerima kemajuan teknologi.Alasan ini bisa dipakai untuk
usia remaja namun bagi anak usia dini yang cenderung dalam pengawasan keluarga dan
waktunyapun kebanyakan bersama orang tuanya menjadikan pertanyaan bagi
pengamat. Hal ini menjadi pendorong bagi pengamat untuk mengamati pola asuh
keluarga kepada anak usia dini.
Keluarga merupakan lembaga pertama
dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk
sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim.
Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan
anak (Kartono, 1992).
Orang tua merupakan pendidik utama
dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula
menerima pendidikan. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan
keluarga. Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak
mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik utama
karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak
di kemudian hari.
Orang tua adalah lingkungan pertama
dan utama dalam kehidupan seorang anak. Dimana hal ini akan menjadi dasar
perkembangan anak berikutnya. Karenanya dibutuhkan pola asuh yang tepat agar
anak tumbuh berkembang optimal. Citra diri senantiasa terkait dengan proses
tumbuh kembang anak berdasarkan pola asuh dalam membesarkannya (Daryati
R,2009).
Pengamat mengamati
sebuah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari nenek,ayah,ibu,kakak,dan
adik(anak usia dini).Nenek bernama ibu Sartumi,ayah bernama pak Surato ,ibu
bernma bu Dati,kakak laki-laki brnma Andi,dan anak bungsu bernama Linda(anak
usia dini).Keluarga dari nenek(bu Sartumi) merupakan keluarga besar yang cukup
terpandang di lingkungan sekitar dan cukup dihormati.Kebanyakan anak dari ibu Sartumi
sukses baik di perantauan maupun yang di desa begitu pula dengan
cucu-cucunya.Mereka masih memberi kiriman untuk kebutuhan ibu Sartumi meskipun
ibu Dati juga mampu merawat ibu Srtm.
Ayah berprofesi
sebagai wiraswasta yang memiliki truk
untuk angkut barang dan mobil carry untuk angkut penumpang,serta sedang memulai
bisnis jual beli mobil bekas. Ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang
mengurusi kedua anaknya yang masih SMP dan masih anak usia dini. Anak hidup
dalam keluarga yang berkecukupan dari segi ekonomi. Orang tua bisa memenuhi
kebutuhan anak baik sandang ,pangan,dan papan. Pemenuhan kebutuhan pada anak
terlihat dari pemenuhan keinginan anak seperti mainan,makanan,dan pakaian. Anak
selalu memesan untuk dibelikan sesuatu ketika ayahnya pulang dari bekerja dan
meminta uang hijau (dua puluh ribu) untuk dimasukan dalam celengannya,ayah pun
memberinya sehingga menjadi kebiasaan. Neneknya memiliki warung kecil untuk
kesibukan sehingga sering membelikan sesuatu untuk anak. Ibu selaku ibu rumah
tangga juga menuruti keinginan anak sehingga anak terbiasa membuang makanan.
Kebiasaan ini sering membuat nenek jengkel dan menasehati anak.
Keluarga ini tinggal di
sebuah desa di Wonogiri. Keluarga bapak Surato tinggal di rumah mertua bapak Surato
karena istrinya merupakan anak bungsu yang diberi kepercayaan menemani ibunya.
Rumah terletak di pinggir jalan namun bukan jalan raya hanya jalan desa
sehingga suasana tidak begitu ramai. Rumah tersebut sangat luas berbentuk joglo
seperti rumah jawa kuno namun telah mendapat sentuhan modern. Halaman rumah cukup
luas dan masih memiliki pekarangan kosong yang ditanami pohon-pohon. Lingkungan
sekitar masih begitu asri dan sejuk. Di samping kanan kiri rumah terdapat
garasi untuk menyimpan kendaraan dan memperbaiki serta untuk mencuci kendaraan.
Bapak Surato mencuci,memperbaiki,serta menyetir sendiri kecuali jika pergi ke
kota. Kebanyakan dari tetangga lulusan SMP namun beberapa sudah lulus kuliah.
Pak Surato dan bu Surato sama-sama lulusan SMA. Di wilayah tersebut kebanyakan berprofesi sebagai
petani dan buruh sehingga anak-anak di sana terbiasa ikut orang tua ke sawah
atau ladang. Lingkungan desa sebagian memiliki hewan ternak,sehingga kesibukan
mereka ketika musim kemarau mencari makan untuk hewan ternak dan mencari kayu
bakar ke gunung. Lingkungan rumah yang masih asri dan luas membuat anak bisa
leluasa bermain dan bagus untuk perkembangan anak.
Di dalam rumah
fasilitas cukup lengkap ada kulkas,televisi,PS,DVD,dan peralatan rumah tangga
lain yang tertata rapi. Rumah terdiri dari 6 kamar dan tersedia untuk kamar
untuk tamu,terdapat ruang tamu,ruang makan,ruang belajar anak yang SMP jadi
satu dengan kamar,dapur kotor,dapur bersih,1 kamar mandi dalam,dan 2 kamar
mandi luar. Sehingga kebutuhan anak di rumah cukup terpenuhi.
Setiap hari waktu ibu
Srt di rumah mengurusi anak bungsunya. Bahkan pekerjaan rumah tangga di lakukan
oleh nenek demi menjaga anak bungsunya dan membayar orang untuk melakukan
pekerjaan rumah. Anak tersebut memiliki penyakit bronkitis sehingga harus obat
jalan. Anak akan batuk ketika melakukan kegiatan fisik yang melelahkan
,makan-makanan berminyak, dan kedinginan. Hal tersebut membuat bu Srt lebih
memperhatikan anak bungsunya. Ini membuat ibu sedikit memanjakan anak
dibandingkan dengan kakaknya.
.
Awalnya anak sudah
masuk dalam PAUD namun tidak dilanjutkan dengan alasan agar anak selesai obat
jalannya dulu. Anak menghabiskan waktu bermain sendiri dengan di dampingi sang
ibu setiap harinya jika main pun pasti bersama ibunya.
B. Interaksi
Orang Tua dengan Anak
Anak memiliki keluarga
yang utuh yang setiap hari saling
bertatap muka. Setiap hari anak diasuh oleh ibunya sendiri karena ibunya hanya
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu Surato selalu mendampingi anaknya
dalam bermain dan semua aktivitasnya. Ibu Surato juga mengawasi semua tingkah
laku anaknya jangan sampai anak memakan makanan yang bisa menimbulkan batuk dan
melakukan kegiatan yang melelahkan atau membahayakan,seperti anak tidak boleh memanjat
tiang atau barang yang terlalu tinggi karena khawatir nanti akan jatuh. Selain
ibunya anak juga memiliki nenek yang selalu di rumah menemaninya. Tidak jarang
ibu dan neneknya mengikuti atau ikut
terlibat dalam permainan anak,seperti ketika bermain penjual dan pembeli ibu
dan nenek ikut terlibat jadi pembeli
sementara anak sebagai penjual.
Nenek dan ibunya akan
tetap berada di samping anak ketika anak ingin bermain sendiri tanpa melibatkan
orang tua. Anak akan menjerit ketika bermain sendiri tanpa orang dewasa di
dekatnya. Hal ini karena anak sering menanyakan dan meminta persetujuan kepada
ibunya ketika memperlakukan mainan dan menanyakan letak mainannya. Orang tua
merespon pertanyaan anak dengan baik. Anak akan diberi pujian ketika idenya
baik dan sebaliknya ketika idenya kurang bagus ibu menasehati dan mencontohkan
bagaimana yang benar.
Di saat anak memiliki
mainan baru ibu memberikan contoh cara memainkannya sebelum anak mencoba sendiri.
Ini membuat anak mengambil paksa mainannya tersebut sambil berkata bisa dan
berteriak. Ibu langsung diam dan membiarkan anak mengambil mainannya serta
mencoba sendiri cara memainkan mainan tersebut. Anak akan terus mencoba sampai
dia puas dan jika bingung anak akhirnya bertanya caranya kepada ibunya. Ibu Surato
membantunya sambil berkata, “tadi diajari tidak mau?”. Anak terdiam sambil memperhatikan
contoh yang diajarkan oleh ibunya. Anak akan langsung mencobanya sendiri ketika
merasa sudah mengerti. Lalu anak akan meminta persetujuan apa caranya sudah benar. Ibu menjawabnya jika
anak masih belum bisa ibu mau mengulang memberi contoh sampai anak bisa. Ketika
anak berhasil memainkan dengan benar anak akan senang sehingga mengulang-ulang
memainkan mainan tersebut. Ketika ibunya memuji anak akan menceritakan cara
memainkannya sambil mempraktekan cara membuatnya. Anak akan menunjukan pada
neneknya caranya memainkan mainannya. Nenek akan menanggapi dengan nada seolah
belum tau caranya,”o.....begitu nenek baru tahu!”. Hal ini membuat anak semakin
bersemangat menjelaskannya.
Ayah pulang bekerja
pada siang hari untuk makan siang,biasanya menyapa anak dengan bertanya sedang
apa. Hal ini membuat anak mendekat pada ayahnya yang sedang istirahat sambil
bercerita tentang yang dilaluinya sewaktu ayahnya bekerja. Ayah menanggapi cerita
anak dengan bertanya seolah penasaran “apa iya?” kadang nadanya seperti cuek
jika sedang terlalu capek namun dipaksa menanggapi. Ini bertujuan untuk
merangsang anak terus bercerita sehingga ayah tetap mendengarkan. Anak akan
protes jika merasa tidak diperhatikan.
Anak akan menanggapi pertanyaan ayah dengan nada seolah ingin meyakinkan
ayahnya jika yang anak katakan benar. Ketika ada permintaan mengangkut barang
ayah kembali pergi sebelum pergi menyempatkan untuk berpamitan pada anak dan berpesan jangan
nakal. Anak mengiakan dan balik berpesan hati-hati serta minta oleh-oleh. Semua
tindakan ayah ini untuk membelajarkan anak agar menghargai pendapat orang lain
dan sikap sopan terhadap orang tua.
Anak kembali
menghabiskan waktu bersama ibunya sambil menunggu kakaknya pulang dari sekolah.
Anak akan mengikuti kemana kakaknya pergi setelah pulang sekolah sebelum dia
bercerita pada kakaknya. Kakaknya pun akan menanggapi dan mendengarkan cerita
adiknya.
Untuk mengajarkan anak
mengenai nilai kejujuran ayah ketika pulang kerja membawa oleh-oleh pesanaan
anak sesuai janjinya. Sehingga anak selalu menantikan kehadiran ayahnya dengan
harapan ayah akan menepati janji. Ayah akan memberi alasan yang tepat ketika
tidak bisa menepati janji. Sikap orang tua ini membuat anak akan percaya
terhadap orang tua dan memberi ccontoh bagi anak untuk jujur.
Bapak Surato sekeluarga
menjaga kebersamaan dengan menyaksikan acara televisi bersama pada malam hari
sesudah mereka makan malam. Anak selalu ingin tahu mengenai acara yang
disaksikan sehingga sering bertanya,orang tua menanggapi pertanyaan-pertanyaan
anak dengan menjawabnya terus. Anak akan semakin banyak bertanya sehingga orang
tua akan merasa jengkel dan berkata nanti ketika iklan baru bertanya.
Mengalihkan pertanyaan anak membuat anak lupa dengan pertanyaannya dan berganti
mengomentari mengenai iklannya.
Anak akan terdiam dan
memperhatikan acara televisi ketika anak merasa acaranya menarik. Orang tua
akan memberi tahu mengenai tokoh baik dan tokoh yang buruk dalam cerita.
Pengetahuan yang diberikan orang tua memancing rasa ingin tahu anak tentang
alasan disebut tokoh baik dan buruk. Orang tua akan menjelaskan sehingga anak
akan memilah menjadi tokoh yang baik. Orang tua akan balik bertanya kepada anak mengenai alasan anak memilih
tokoh baik sehingga anak akan bercerita dan paham mengenai kebaikan. Anak akan
menceritakan tokoh baik dan tokoh jahat dalam tayangan pada hari lain. Anak
berbalik menjelaskan cerita dalam televisi kepada kakaknya dan menjelaskan mana
tokoh baik dan tokoh jahat dalam cerita. Orang tua memuji anak dengan sebutan
pintar sehingga anak merasa senang.
Ibu akan bercerita
untuk menidurkan anak setelah menyaksikan televisi. Cerita yang didongengkan
ibu selalu sama sehingga anak hafal jalan ceritanya. Namun anak tidak pernah
merasa bosan dengan cerita ibunya. Anak bisa menebak kelanjutan ceritanya. Anak
akan tertidur sebelum cerita usai. Ibu mendongengkan anak sebelum tidur dengan
cerita yang sama melatih anak untuk belajar mengingat.
Anak memiliki penyakit
bronkitis namun pertumbuhan anak tidak terganggu anak terlihat sehat meski
kadang batuk-batuk. Satu bulan sekali anak dibawa ke dokter anak untuk diperiksa. Semua anggota keluarga selalu
mengingatkan anak untuk minum obat dari dokter. Awalnya anak sulit untuk minum
obat tetapi keluarga memberi tahu tujuan minum obat agar batuknya capat sembuh
dan tidak perlu ke dokter lagi. Ketika anak mulai batuk orang tua berkata
“makanya minum obat ya ,dik?” begitu juga ketika anak memakan makanan yang
menimbulkan batuk dan melakukan aktifitas yang melelahkan,orang tua akan
melarang dengan alasan nanti batuk lagi. Anak juga meminta masuk PAUD lagi.
Anak pernah protes dengan berkata ,”ibu apa-apa tidak boleh?”. Ibu akan menjawab bahwa jika sudah sembuh dan
tidak perlu ke dokter lagi boleh dan bisa masuk lagi. Ini membuat anak mengerti
bahwa harus selalu minum obat dengan teratur. Sehingga anak tidak lupa untuk
minum obat dan mengingatkan orang tuanya jika lupa tidak meminta anak minum
obat.
Perkembangan bahasa
anak baik didukung dengan kesempatan yang diberikan keluarga untuk berbicara
dan interaksi yang baik antar anggota keluarga. Anak akan berbicara tanpa ditanya
pada orang yang sudah dikenal akrab. Sebenarnya anak mengasikkan jika bermain.
Namun anak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan orang dewasa dan bermain
pun jika ada anak yang main ke rumahnya sehingga sosialisasi anak kurang.
C. Analisis
1. Respon
orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak
Didukung dengan kondisi
ekonomi orang tua yang termasuk berkecukupan keluarga ini mampu memenuhi
kebutuhan anak baik dalam hal ekonomi. Orang tua membelikan makanan
berkecukupan sesuai selera anak,membelikan mainan,memberi anak uang untuk ditabung,membelikan
oleh-oleh sepulang kerja,orang tua juga mengabulkan permintaan anak ketika
ingin membeli sesuatu seperti yang dimiliki temannya. Hal ini membuat anak
merasa tidak kekurangan dan bisa meminta apa yang dia mau tanpa takut dimarahi.
Orang tua memberi alasan yang masuk akal jika belum bisa memenuhi keinginan
anak segera dan berjanji akan memenuhinya suatu saat ketika bisa,contoh:anak
minta dibelikan baju orang tua belum
bisa memenuhi sehingga berjanji akan membelikannya ketika ayah pulang dari
kirim barang ke Jepara. Anak akan menagih janji ketika ayahnya pulang dari
Jepara sehingga ayah harus menginat janjinya dan menepatinya. Ayah menepati
janjinya sehingga anak percaya pada ayahnya.
Dari segi kasih sayang
dari keluarga terutama orang tua anak memilikinya. Pekerjaan ibu yang khusus
sebagai ibu rumah tangga di rumah membuat anak selalu mendapat perhatian. Ayah
yang bekerja sebagai wiraswasta memiliki kesempatan untuk tiap hari bertemu
dengan anak. Adanya nenek yang serumah dengan anak juga menambah kehangatan
untuk anak. Begitu juga dengan adanya kakak yang terkadang menemaninya bermain.
Posisi ibu sebagai ibu rumah tangga membuat ibu menjadi sosok yang dekat dengan
anaknya dan melihat setiap tahap perkembangan anak. Orang tua merespon anak dengan
baik.
Respon orang tua dalam
mendorong komunikasi lisan pada anak membuat anak berani berbicara dengan
keluarganya tanpa takut salah. Orang tua memperhatikan,mendengarkan,dan
menanggapi cerita anak. Meskipun dalam kondisi lelah orang tua tetap berusaha
memperhatikan. Anak akan protes kepada orang tua ketika merasa tidak
didengarkan ceritanya sehingga orang tua memberi pengertian bahwa sebenarnya
mendengarkan namun tadi disambil bekerja sehingga terlihat tidak mendengarkan.
Anak akan terus bercerita ketika ditanggapi dan menjawab pertanyaan orang
tuanya. Sapaan yang diberikan ayah waktu pulang kerja dengan menayakan pada
anak apa yang sedang dilakukannya membuat anak bercerita tentang yang
dilakukannya ketika ayah bekerja jika menurutnya menarik. Orang tua menanyakan
pada anak mengenai caranya memainkan permainan,mana tokoh baik dan buruk dalam
televisi serta alasan anak melakukan sesuatu selain meningkatkan kemampuan
bahasa anak juga mengasah kemampuan berfikir anak.
Orang tua menghargai
cara berpikir anak ketika anak menyampaikan argumennya maupun idenya.
Penghargaan terhadap ide dan argumen anak akan membuat anak lebih kreatif. Sebagai
contoh ketika orang tua membelikan mainan baru untuk anak secara nalar orang
tua akan mengajari anak untuk memainkannya terlebih dahulu namun ketika anak
merasa sudah mampu tanpa diajari sehingga karena keingintahuannya anak ingin
mencoba sendiri orang tua hendaknya memberi kesempatan. Kesempatan tersebut
akan memunculkan ide-ide dari anak. Meskipun ide anak salah sebagai orang tua
hendaknya jangan memarahi apalagi menyalahkan anak. Anak akan meminta bantuan
ketika merasa sudah tidak mampu. Ini adalah saat bagi orang tua membantu anak
dengan sabar menjelaskan bagaimana cara memainkan dan beri kesempatan anak
ketika merasa sudah bisa. Anak akan lebih puas ketika diberi kesempatan mencoba
sendiri dan anak akan belajar dari kesalahan. Sesungguhnya belajar dari
kesalahan akan membuat anak menemukan cara memperlakukan mainannya dengan tepat
dan alasan cara sebelumnya gagal. Hal ini telah dilakukan oleh ibu Srt pada
anaknya. Bapak Srt membiarkan anak kesempatan memeriksa dompetnya ketika anak
ingin meminta uang 20.000 dan ayah mengatakan tidak punya. Kesempatan ini
diberikan agar anak percaya dan membudayakan sikap terbuka.
Pada umumnya anak akan
merasa senang ketika diberi hadiah meskipun hanya berupa pujian. Pujian yang
diberikan orang tua membuat anak mampu membedakan mana perilaku anak yang benar
dan yang salah. Orang tua yang tidak pernah memberikan pujian pada anaknya cenderung
akan menyalahkan anaknya. Sikap ini akan membuat anak merasa serba salah
dihadapan orang tua. Dalam keluarga bapak Surato ini sudah menyadari akan
pentingnya pujian bagi anak. Hal ini terlihat dari ibu yang memuji anak ketika
anak mengingatkan ibunya untuk meminumkan obat pada anak,ibu dan nenek yang
memuji anak ketika anak berhasil memainkan mainan barunya dengan benar. Pujian
akan menjadikan semangat bagi anak untuk terus kreatif dan melakukan hal yang
baik menurut orang tuanya.
Ibu memiliki perasaan
yang peka terhadap anak sehingga ibu akan mengetahui ketika anaknya senang
maupun sedih melalui sikap anak. Sikap tanggap pada emosi anak akan membuat
anak merasa dimengerti dan tidak sendiri. Sikap bu Surato yang menanyakan pada
anak ketika anak terlihat murung membuat anak terbuka padanya. Anak murung
ketika melihat teman seusianya pergi untuk masuk sekolah. Setelah mendengar
alasan anaknya ibu Surato menyemangati anaknya dengan lembut sambil
berkata,”nanti kalau sudah sembuh bisa sekolah lagi.” Ibu Surato memberi
pengertian bahwa ke dokternya tinggal 2 kali sehingga tahun depan sudah bisa
sekolah. Anak akan kembali senang setelah mendengar pengertian dari ibu dan
anak belajar sendiri di rumah bersama ibunya.
Ibu Surato tidak
memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu secara terpaksa. Anak masih sering diladeni
oleh ibunya untuk minta minum,makan,atau membereskan mainan. Hal ini karena
anak sering sakit sehingga orang tua terbiasa meladeni anak karena takut anak
akan kecapean sehingga sakit. Ketakutan orangtua ini membatasi kemandirian anak
sehingga anak sangat tergantung pada orang tuanya dan anak menjadi sedikit
manja.
Anak yang selalu dekat
dengan orang tua membuat orang tua mudah untuk memberikan arahan pada anaknya.
Kegiatan yang dilakukan anak selalu didampingi orang tua terutama bu Surato
sehingga sebagai ibu beliau bisa langsung mengarahkan anak ketika anak
melakukan kesalahan. Sebagai contoh ibu mengarahkan anak ketika anak memanjat
tiang rumah dengan memberi alasan agar anak bisa memahami. Menurut ibu Surato
anak perempuan hendaknya bertindak sopan tidak bermain dengan memenjat seperti
anak laki-laki dan dikawatirkan jika nanti terjatuh ataupun kecapekan sehingga
batuknya kambuh.agar anak tidak mengulang untuk memenjat saat anak berhenti
memanjat ibu mengacungkan jempol sebagai tanda pujian.
Orang tua tidak hanya
mengarahkan anak ketika menurut orang tua kegiatan atau tindakan yang dilakukan
anak salah. Namun,ketika anak melakukan sesuatu yang menyenangkan orang tua
maka orang tua memuji tindakan anak sambil mengacungkan jempol atau tersenyum
dan memberi tahu anak mengapa tindakannya tadi dikatakan benar. Seperti ketika
anak mengembalikan obatnya dalam wada orang tu mengatakan bagus dan nanti biar
mudah mencarinya saat akan meminum obat.
2. Tuntutan
orang tua terhadap anak
Setiap orang tua
menginginkan anaknya sehat dan terbebas dari bahaya. Ini juga berlaku bagi
bapak dan ibu Surato pada anaknya sehingga mereka sering melarang anak ketika
anak membahayakan dirinya maupun kesehatannya. Seperti anak dilarang memanjat
tiang rumah karena kawatir jatuh,dilarang berlari-lari karena nanti akan
menyebabkan anak terganggu pernafasannya dan batuk,anak juga dilarang
mengkonsumsi makanan dan minuman yangbisa menyebabkan batuk. Larangan tersebut
merupakan wujud kasih sayang orang tua. Namun ketika anak meminta penjelasan
mengenai alasan orang tua memberi tahu alasannya.
Keluarga bapak Surato
ketat dalam mengawasi anak bungsunya yang masih berumur 4,5 tahun ini. Kemana
pun anak pergi selalu bersama orang tua. Bahkan anak lebih sering menghabiskan
waktu bermain bersama ibunya di rumah daripada bermain dengan teman sebayanya.
Anak ketika ingin bermain di rumah temannya meskipun dekat tidak mau ditinggal
harus ditemani ibunya. Ibu Surato juga merasa tidak tega ketika meninggalkan
anaknya sendiri sehingga anak merasa tidak aman ketika tidak bersama orang
tuanya dan anak sulit bersosialisasi dengan orang yang belum di kenalnya.
Dalam mengasuh anak ada
saatnya anak membuat orang tua marah aau pun jengkel dengan perbuatan anak. Hal
ini tidak menjadikan keluarga bapak Surato menerapkan hukuman fisik maupun
membentak-bentak anak. Seperti ketika anaknya tidak menurut ketika disuruh
berhenti berlari-larian mengelilingi rumah ibu Surato diam dan meninggalkan
anaknya sehingga anaknya mencari dan ibu Surato menangis karena capek sehingga
anak menanyakan alasn ibunya menangis. Ini membuat anak merasa bersalah
sehingga berhenti berlari dan berjanji tidak mengulang lagi. Ibu Surato berkata
agar anaknya menepati janjinya.
Dalam komunikasi lisan
anak sering terlalu banyak bertanya. Hal ini terlihat ketika bapak Surato
sekeluarga menyaksikan televisi anak selalu bertanya mengenai yang dilihatnya
di televisi. Untuk beberapa pertanyaan orang tua masih sabar menjawabnya namun
anak terus bertanya seakan tidak ada puasnya sehingga membuat orang tua kesal.
Orang tua mengalihkan pertanyaan anak dengan meminta anak bertanya pada saat
iklan saja. Meskipun anak menyetujui anak terkadang masih bertanya terus. Orang
tua mendiamkan anak sampai anak merasa tidak diperhatikan dan terdiam karena
ingat terhadap janjinya.
D. Perkembangan
Anak Saat Ini
ó
Perkembangan fisik motorik
Perkembangan fisik anak berkembang
dengan baik. Anak sudah bisa berjalan,berlari,dan memanjat. Kondisi fisik anak
sedikit terganggu karena bronkitis namun tinggal 2 kali lagi periksa ke dokter
dinyatakan selesai karena sudah sembuh. Motorik halus dan kasar anak berkembang
dengan baik. Anak bisa menggunting kertas sesuai pola meski kurang rapi,anak
juga sudah padai menulis seperti yang dicontohkan,dan anak biasa mewarnai
gambar.
ó
Perkembangan bahasa
Anak diberi kebebasan dalam menyampaikan
ide,argumentasi,maupun mengajukan pertanyaan membuat anak memiliki keberanian
berbicara di dalam keluarga. Respon yang baik dari keluarga terutama orang tua
ketika anak bercerita maupun berbicara apapun membuat anak semakin senang
bercerita mengenai pengalamannya maupn tentang apa yang dilihatnya. Hal ini
membuat anak menguasai banyak kata dan semakin lama semakin banyak. Anak mulai
pandai merangkai kalimat yang terdiri dari beberapa kata. Anak juga telah
mengerti mengenai kalimat yang mengandung hubungan sebab akibat seperti ketika
anak berkat,”aku mau minum obat biar cepat sembuh”.
ó
Perkembangan kognitif
Anak telah mampu berhitung 1-10 dan
menulis angka 1-10. Anak juga telah mengenal huruf abjad kapital sehingga anak
sudah mampu sedikit dalam membaca kata sederhana yang menggunakan huruf kapital
seperti:BABI,MAMA,PAPA. Anak juga bisa menuliskan beberapa huruf tanpa diberi contoh. Anak juga
telah mampu dilatih mengenai oprasi bilangan (tambah dan kurang) dibawah 10
dengan bantuan jari mengerjakannya.
ó
Perkembangan sosial
Anak terlalu sering menghabiskan waktu
bermain sendiri atau bersama orang tua. Anak juga tidak lagi masuk
PAUD,ssehingga jarang bermain dengan teman sebaya. Ketika anak bermain ke rumah
temannya selalu didampingi ibunya. Meskipun anak pandai berceria dan diberi
kebebasan berbicara dalam keluarga anak enggan untuk berbicara dengan orang yang
belum dikenalnya. Hal ini karena anak jarang pergi atau bermain di luar rumah.
Namun ketika anak sudah kenal anak akan asik diajak bermain maupun berbicara.
Anak akan menyapa ketika bertemu dengan tetangga atau teman yang sudah akrab
dengannya. Anak akan mengajak saudaranya bermain bersama ketika ke rumahnya dan
pada saudara yang lebih kecil darinya anak selalu menawarkan mainannya untuk
dimainkan.
ó
Perkembangan seni
Anak masih mengingat beberapa lagu
sewaktu di PAUD seperti balonku ada5 dan topi saya bundar. Anak sering
menyanyikannya di depan kaca sambil menari-nari dan berdandan. Anak juga sering
menirukan lagu yang ada di televisi meski kadang lagu orang dewasa
seperti:tomat (tobat maksiat). Ketika sinetron yang menakai lagu itu dimulai
dengan nyanyian lagu tersebut anak ikut bernyanyi meski sepotong-sepotong. Anak juga senang mendengar
lagu anak-anak.
ó
Perkembangan moral
Anak telah dibiasakan untuk berperilaku
sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat. Orang tua mengajarkan norma pada
anak dengan rutin sehingga menjadi kebiasaan dan orang tua juga menerapkan
norma tersebut sehingga anak juga terbiasa melakukan. Norma yang diajarkan
antara lain kejujuran, menghargai pendapat dan sopan santun.
E. Kesimpulan
Orang tua bertugas sebagai pengasuh,
pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh
dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu
keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua merupakan gambaran
tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi
selama mengadakan kegiatan pengasuhan.
Baumrind berpendapat ada tiga pola
asuh yang diterapkan dalam keluarga yaitu otoritatif,otoritarian dan permisif. Pengamat
menyimpulkan pola asuh yang diterapkan pada keluarga bapak Surato cenderung
mengarah pada pola asuh otoritatif. Orang tua dengan pola asuh otoritatif bersikap responsif terhadap kebutuhan anak dan
mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sikap orang tua
tersebut akan memberikan efek rasa percaya diri anak terhadap kemampuannya dan
mengembangkan rasa ingin tahu anak serta miningkatkan kreatifitas anak.
Keingintahuan anak yang menimbulkan anak mengajukan banyak pertanyaan menjadi
kesempatan bagi orang tua mengajak anak berdiskusi sederhana. Dengan berdiskusi
memberikan ruang bagi orang tua untuk memberikan penjelasan tentang dampak
perbuatan yang baik dan buruk bagi anak dan anak pun memahami sikap dan alasan orang
tua terhadap mereka. Sehingga hal ini akan memberikan kepercayaan anak terhadap
orang tua bahwa mereka mendukung sepenuhnya aktivitas mereka dan harapan akan
menjadi anak yang baik.
Dalam membimbing anak hendaknya orang tua mementingkan
pemahaman anak bukan sekedar kepatuhan. Sehingga anak merasa diarahkan secara
rasional.
Pola asuh otoritatif mendorong
komunikasi lisan anak. Orang tua memberi kesempatan anak menyampaikan argumen
maupun idenya membuat anak merasa dihargai. Komunikasi anak dalam keluarga
mempengarui perkembangan bahasa dan sosial. Anak akan meningkat perbendaharaan
katanya ketika diberi kebebasan berbicara dan didengarkan. Komunikasi dalam
keluarga mempengaruhi kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain.
Orang tua menghadapi anak hendaknya
tidak menggunakan kekerasan atau hukuman fisik. Orang tua mengarahkan anak
dengan penuh kasih sayang dan memberikan penjelasan mengenai alasan dari
nasehat orang tua dengan bahasa yang bisa dimengerti anak. Sehingga anak paham
bahwa nasehat orang tua demi kebaikannya. Anak usia dini belum mampu menangkap
perintah yang beruntun dengan kalimat panjang. Anak akan menganggap orang tua
cerewet dan bosan mendengar nasehat orang tua yang menggunakan kalimat panjang
dan beruntun.
Meskipun orang tua bertugas
membimbing anak hendaknya orang tua tidak menuntut anak untuk melakukan semua
keinginan maupun harapan orang tua tanpa memberi kesempatan anak mengemukakan
pendapat dan keinginan anak. Anak akan merasa tertekan dan terancam ketika
orang tua mengarahkan anak secara kaku. Anak yang mendapatkan perlakuan
tersebut akan memiliki perilaku yang kurang mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar