Sumber: google.com
Sudah bukan hal yang baru
menyusun kurikulum pembelajaran di awal tahun ajaran. Bukan hal baru pula
ketika seorang guru diwajibkan membuat perencanaan pembelajaran. Hal yang sering
dikeluhkan seorang pendidik, tugas mengumpulkan dokumen perencanaan. Bukan
karena mereka tidak membuat perencanaan, tapi tidak semua orang mudah
menuliskan apa yang dipikirkan dan direncanakan. Selain tugas seorang guru yang
sudah cukup banyak, diluar tugas administratif. Pengembangan tema sudah
dilakukan diawal tahun ajaran menjadi untuk digunakan membuat perencanaan
selanjutnya.
Tema bukanlah tujuan utama
pembelajaran. Kompetensi dasar tiap aspek perkembanganlah yang merupakan tujuan
dari pembelajaran. Apa pun temanya pasti bisa digunakan untuk menstimulasi
kompetensi dasar seluruh aspek perkembangan. Lalu seberapa penting tema dalam
pembelajaran. Tema adalah pemberi makna. Tema akan mengkaitkan seluruh muatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar untuk seluruh aspek perkembangan. Hal ini menjadi alasan pembelajaran di
TK disebut pembelajaran tematik.
Ketrampilan mengembangkan
tema harus dimiliki oleh guru. Semakin detail pengembangan tema maka akan
menjadi semakin bermakna. Sebagai Contoh: tema makanan bisa dikembangkan
menjadi nasi, sayur, lauk, buah, dan puncak tema makan bersama. Pengembangan
ini bisa dibuat lebih detail missal nasi saja bisa dikembangkan menjadi macam
nasi,manfaat nasi, tempat nasi, menanak
nasi, nasi tuumpeng. Macam nasi juga masih bisa dikembangkan jadi nasi
berdasarkan bahan pokok ada nasi jagung, nasi tiwul, nasi beras putih, nasi
beras merah, berdasarkan olahan ada nasi liwet, nasi bakar, nasi gurih, nasi
kuning, nasi goreng. Pengembangan tema menyesuaikan kreativitas guru.
Apa yang dipertimbangkan dalam pengembangan
tema?
Sumber: Mustofa dkk, 20155, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tema harus dekat dengan
kehidupan anak, sudah dikenal anak, menarik minat anak dan yang terakhir
menyisipkan kejadian luar biasa yang dihadapi anak. Berdasarkan prinsip
keinsidentalan maka tema tidak harus direncanakan diawal. Tema bisa diambil
dari kejadian luar biasa yang sedang dialami anak, kejadian yang sedang viral
di media, sesuatu yang direquest oleh anak-anak. Mengapa prinsip tema incidental
ini perlu dilakukan? Jawabannya ada pada prinsip tema yang lainnya. Ketika di televisi
disiarkan tetang banjir, daerah sekitar anak terjadi banjir, orang sekitar akan membahas banjir pula.
Ketika ini terjadi pokok bahasan banjir akan diobrolkan anak di sekolah. Ketika
anak tertarik pada suatu hal maka berarti anak sedang dalam keadaan siap
mempelajari ha tersebut. Maka tema yang tepat dikembangkan adalah banjir yang
memenuhi prinsip kesederhanaan, kedekatan, kemenarikan dan incidental.
Menggunakan tema incidental melatih kepekaan anak terhadap apa yang terjadi
disekitar.
Apa tema yang sedang viral
saat ini sehingga bisa diangkat sebagai tema? Corona/ Covid-19
Saat ini anak diharuskan
beraktivitas di rumah serta dianjurkan tidak keluar rumah karena virus ini. Di
media elektronik tiap hari kejadian ini juga disebutkan. Anak pasti sering
mendengarkan tentang virus corona dari orang sekitar. Ada hal-hal tidak biasa
yang dilakukan ketika adanya virus corona ini. Hal ini menunjukkan bahwa saat
ini anak butuh dan siap belajar tentang corona. Seluruh prinsip pengembangan
tema mengarah pada pengembangan tema “Corona”.
Pada saat ini pembelajaran
menggunakan system daring. Guru PAUD pun harus menunjukkan kompetensinya dalam
menggunakan teknik pembelajaran dalam jaringan untuk kepentingan anak-anak.
Anak-anak yang rindu teman, sekolah, dan suasana sebelum corona membutuhkan
sapaan dan penguatan dari guru. Anak akan bahagia mendapati guru akan menyapa
via aplikasi. Guru pun harus memodifikasi ulang kurikukum yang sudah
direnncanakan. Guru bisa menerapkan prinsip tema incidental untuk menjawab
penasaran dan memenuhi kebutuhan anak. Menjadi guru yang tanggap pada keadaan,
untuk mendidik anak siap pada segala perubahan. Menurut Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Seluruh kompetensi ini sedang diuji ketika ada kejadian luar biasa “Corona”, Di bawah ini ada contoh sederhana pengembangan tema corona yang sederhana. Selamat mencoba.
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Seluruh kompetensi ini sedang diuji ketika ada kejadian luar biasa “Corona”, Di bawah ini ada contoh sederhana pengembangan tema corona yang sederhana. Selamat mencoba.
Semangat untuk Guru PAUD seluruh Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar